Thursday, December 17, 2009

Kredit Usaha Rakyat Dongkrak Perekonomian Masyarakat

diskominfo babel (Tue, 24 Nov 2009 at 11:02)

Sungailiat - Koperasi dan usaha mikro kecil menengah sangat berperan mengerakkan roda perekonomian masyarakat di Bangka Belitung. Perlu peran serta pemerintah guna membangkitkan usaha masyarakat dengan mewujudkan dan menyalurkan kredit usaha rakyat yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

Sekretaris Kementerian UMKM dan Koperasi, Guritno Kusumo mengatakan, rapat regional pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil menengah wilayah III yang kali ini dilaksanakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, untuk membahas permasalahan-permasalahan usaha mikro kecil menengah dan koperasi. Kegiatan ini sesuai dengan program 100 hari kerja menteri UMKM dan korerasi.

Tema rapat ini 'Mewujudkan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah'. Dijelaskannya, dalam hal ini perlu mewujudkan kredit usaha rakyat agar lebih terjangkau bagi masyarakat. Program ini akan terus menerus dipantau secara intensif, di mana saat ini jumlah usaha kecil mikro menengah dan koperasi sudah mencapai sekitar 50 juta. Ke depan pembangunan pasar tradisional akan terus ditingkatkan dan dipantau, sehingga pembangunannya selesai pada akhir tahun anggaran.

"Sekitar bulan Januari 2010, pembangunan pasar tradisional ini sudah harus selesai," ungkapnya saat menyampaikan sambutan pembukaan Rapat Regional Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil Menengah Wilayah III, di Beach Resort And Spa, Kawasan Wisata Pantai Parai Tenggiri Sungaliat, Senin 23 November 2009.

Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, terhitung tanggal 23 sampai 25 November 2009. Saat pembukaan kegiatan, ditandai dengan pemukulan Gong oleh Sekretaris Kementerian UMKM dan Koperasi, Guritno Kusumo.

Lebih jauh ia menjelaskan, kualitas sumber daya manusia harus lebih produktif lagi dalam menangani setiap permasalahan usaha kecil mikro menengah dan koperasi. Sehingga dapat meningkatkan kualitas koperasi dan usaha kecil mikro dan menengah.

Asisten I Setda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nasrudin mengatakan, untuk mencapai terwujudnya visi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang aman, damai, sejahtera, adil demokratis dan berdaya saing global dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, telah ditetapkan misi ke 8 RPJM 2007-2012. Dalam hal ini melaksanakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui lembaga penguatan kapasitas lembaga ekonomi rakyat, seperti usaha kecil mikro menengah dan koperasi serta untuk menciptakan sentra-sentra pembangunan produk unggulan wilayah pedesaan, kecamatan, kabupaten/kota sesuai dengan kultur dan potensi wilayah.

"Prioritas pembangunan unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk tahun 2007-2012 dalam bidang ekonomi, menggerakkan sektor unggulan seperti pertanian, perikanan, kelautan pariwisata serta industri dan perdagangan dengan pelaku usaha utama yakni usaha kecil mikro dan menengah dan koperasi," jelasnya saat menyampaikan sambutan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

Ia menambahkan, saat ini peran usaha kecil mikro dan menengah dan koperasi dalam PRDB Bangka Belitung sekitar 64 persen. Sektor ini menyerap tenaga sekitar 98 persen serta menjadi pelaku usaha dominan sekitar 99,7 persen dari pelaku usaha yang ada. Begitu juga dengan koperasi mulai tumbuh baik dari sisi jumlah, modal, volume usaha serta anggotanya, termasuk juga telah menyediakan lapangan kerja serta lapangan usaha.

Jika dibandingkan tahun 2004, jelasnya, jumlah koperasi saat ini telah mencapai 73,81 persen dengan anggota bertambah sekitar 41, 4 persen. Sedangkan modal bertambah sekitar 449,59 persen, modal luar bertambah sekitar 425.95 persen dan volume usaha sekitar 600,24 persen dengan SHU sekitar 2.742,63 persen.

"Oleh karena itu, peran koperasi dan usaha kecil mikro menengah yang besar dan strategis ini perlu terus kita kembangkan secara sinergis, antara pemerintah pusat, daerah, kabupaten/kota masyarakat dan dunia usaha," harapnya.(adit)

Koperasi boleh salurkan kredit usaha rakyat

BISNIS INDONESIA

BANDUNG Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) membuka peluang kepada koperasi simpan pinjam untuk ikut menyalurkan kredit usaha rakyat pada 2010.Sekretaris Kementerian KUKM Guritno Kusumo mengatakan sektor UKM selama ini mengeluhkan terbatasnya keberadaan lembaga bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) di daerah.

Bank penyalur KUR, yaitu BRI, BNI, Barik Mandiri, Bukopin, Bank Syariah Mandiri, dan barik pembangunan daerah (BPD), tidak banyak yang menjangkau wilayah pelosok perdesaan di mana UKM berada. Akibatnya, banyak pelaku skala usaha itu yang tidak dapat mengakses kredit tersebut.

"Koperasi memiliki kedekatan yang lebih terbina dengan pelaku usaha, baik secara jarak maupun secara psikologis," katanya seusai membuka rapat pemberdayaan KUKM yang diikuti tujuh provinsi, Kamis malam.

Selain jumlah bank penyalur yang kurang, kementerian juga menilai jumlah KUR yang tersalurkan belum sesuai dengan target pemerintah yang ingin menumbuhkan sektor UKM.

"Ini [koperasi menyalurkan KUR] memang baru wacana, tapi kemungkinan besar akan terealisasi pada tahun depan," jelasnya.Guritno mengatakan sudah ada beberapa koperasi simpan pinjam yang bersedia menyalurkan KUR, salah satunya koperasi di Pekalongan, Jawa lengah.terkait dengan patokan bunga, dia menyatakan kementerian akan menyerahkan sepenuhnya kepada koperasi yang bersangkutan.

"Pemerintah memberikan jaminan 30% untuk kredit melalui koperasi ini. Kalau bunga di daerah ter-, sebut sasarannya adalah 16% atau 12%, itu tidak masalah, terserah koperasi," katanya.

Selain perluasan akses KUR, katanya, pemerintah tengah mengevaluasi bunga KUR dan berencana menurunkan bunganya dari 16% menjadi sekitar 14% pada tahun depan."Bunga KUR perlu diturunkan karena masyarakat mengeluh bunganya terlalu tinggi. Mereka menganggap kredit ini tidak ada bedanya dengan kredit lainnya yang berbunga tinggi," katanya.

Menurut dia, pemerintah tidak bisa menetapkan bunga terlalu rendah, misalnya di bawah 14%, karena bisa meningkatkan risiko kredit macet. k38)

Pemerintah Siapkan Rp 100 Triliun Kredit Usaha Rakyat

Kamis, 5 November 2009 17:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Distribusi pinjaman untuk usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menangah menjadi prioritas utama program 100 hari pemerintahan SBY-Boediono. Pemerintah akan melakukan penataan dalam hal skema penyaluran untuk memastikan pinajamn tersebut dapat meningkatkan tingkat perekonomian rakyat.

"Telah saya putuskan dalam Sidang Kabinet ini, mulai tahun 2010 akan ada sekitar Rp 2 triliun yang akan kita gunakan untuk mengalirkan kredit usaha rakyat dengan kelipatan sepuluh kali yakni sebanyak Rp 20 triliun setiap tahun atau Rp 100 triliun setiap tahun yang akan kita arahkan untuk memberikan pinjaman modal bagi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah," ujar Presiden SBY.

Presiden SBY mengatakan, penyaluran pinjaman ini sangat penting berkaitan dengan upaya lima tahun mendatang untuk meningkatkan kewirausahaan atau entrepreneurship. Nantinya, pinjaman tersebut juga akan disalurkan melalui balai-balai latihan kerja yang menghasilkan tenaga trampil yang siap terjun di dunia usaha. Dengan mendukung usaha, lanjut SBY, penghasilan rrumah tangga diharapkan makin baik sehingga kemiskinan dan pengangguran berkurang.

Namun, SBY menekankan bahwa penyaluran pinjaman tersebut akan diikuti dengan perbaikan mekanisme dan regulasi dengan penataan lembaga-lembaga penyalur pinjaman serta sinergi antara bank milik negara dan swasta serta lembaga penjaminan yang lain. Hal tersebut akan diselesaikan dalam 100 hari pemerintahan SBY-Boediono.

Pemerintah Minta Bank Swasta Salurkan Kredit Usaha Rakyat

Minggu, 22 November 2009 14:19 WIB


TEMPO Interaktif, Makassar -Pemerintah pusat melalui Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah meminta bank-bank swasta mulai 2010 untuk ambil bagian melayani penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR.

Bank swasta diminta salurkan KUR yang disiapkan pemerintah sebesar Rp 20 triliun setiap tahun tersebut.

“Saya telah memanggil semua pimpinan bank swasta untuk dapat terlibat langsung dalam program kredit usaha rakyat,” kata Menteri Koperasi dan UKM, Syarif Hasan kepada Tempo saat di terima Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu'mang di Makassar, Jum'at (20/11).

Syarif menjelaskan pemerintah tidak lagi menyalurkan KUR hanya kepada bank pemerintah saja. Tapi juga membuka peluang bagi bank-bank swasta berperan aktif mempercepat penyaluran kredit mikro di Indonesia.

“Kami sudah berkordinasi dengan bank pemerintah dan swasta untuk ikut aktif menyalurkan KUR. Persyaratan dan pelaksanaan sudah kami bicara di Bank Indonesia,” ungkap dia.

Keterlibatan bank-bank swasta, jelas dia, akan memudahkan penyaluran KUR untuk pemanfaatan di pembangunan usaha mikro. Bank swasta juga diminta mengembangkan layanan kredit mikro di daerah, pelatihan, pendampingan, mencetak pengusaha muda.

Bank pelaksana, baik milik pemerintah dan swasta, diminta untuk meminimalkan persyaratan kredit, jaminan, dan memberi bunga murah.

Hal itu karena penyaluran KUR selama ini tidak maksimal, karena persyaratan yang tidak dapat dipenuhi pengusaha kecil. “Mudah-mudahan di 2010, semua persyaratan yang memberat pengusaha kecil supaya dihilangkan,” ucap dia.

Bank bersedia

Pimpinan Bank Panin Wilayah Makassar, Tenri Gappa mengaku pihaknya telah dipanggil pemerintah dan siap mengambil bagian dalam penyaluran KUR. Tenri mengatakan kelebihan KUR karena hanya menyasar debitur yang memiliki usaha (visible) tapi tidak memenuhi persayaratan (bank able).

“Dari dulu bank swasta meminta kepada pemerintah agar bisa terlibat di program KUR. Kita tunggu saja realisasi dari pertemuan di Jakarta,” kata dia.

Bahkan dia menantang pemerintah agar dapat memberikan 50 persen dari total Rp20 triliun KUR yang disediakan. Namun sasaran penyaluran KUR di bank swasta harus dibatasi di perkotaan.

Hal itu karena bank swasta terkendala pada jaringan kantor yang tidak menyentuh sampai kepelosok. Proses realisasi KUR akan dibedakan dengan kredit komersial dan UKM di bank swasta.

Bank Panin akan mencoba membuka unit layanan mikro yang terlepas dari bisnis utama. “Kendala kami karena proses kredit Rp 50 juta dan Rp 2 juta di KUR memiliki biaya operasional yang sama. Kami sudah mencoba membuka unit layanan khusus mikro,” kata Tenri.

SULFAEDAR PAY/HAPSA MARALA

Jumlah Penyalur KUR 2010 Bertambah Menjadi 15 Bank

BANDUNG, (PR).-
Jumlah bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) mulai tahun depan akan bertambah menjadi lima belas bank. Jumlah enam bank saat ini dinilai masih kurang untuk menyalurkan KUR yang tahun 2010 nanti mencapai Rp 20 triliun.

Hal itu dikatakan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Syarifudin Hasan pada acara Mapag Menteri Anyar bertema Indonesia Sejahtera melalui Pemberdayaan dan Penggunaan Produk KUMKM di Gedung Senbik Jln. Soekarno-Hatta, Bandung, Rabu (9/12).

Menurut Syarifudin, semakin banyak lembaga keuangan yang mau menyalurkan KUR, akan semakin optimal penyaluran kredit sehingga akan banyak pelaku KUMKM yang bisa terlayani. Saat ini sejumlah bank swasta sudah menyatakan diri akan ikut menyalurkan KUR di antaranya BCA, Bank Artha Graha, BII, serta Bank Danamon.

"Sejumlah bank milik pemerintah daerah juga sudah menyatakan diri berminat seperti Bank Jabar-Banten dan Bank Nagari milik Pemerintah Provinsi Sumatra Barat. Selain itu, koperasi yang sudah mapan juga akan ikut ambil bagian. Itu bagus karena semakin banyak penyalur maka akan semakin banyak pelaku KUMKM yang terbantu," ujarnya.

Selain menambah jumlah lembaga penyalur KUR, pihaknya juga menyatakan akan segera memastikan penurunan suku bunga KUR sebesar 2%, yakni dari level 16% ke kisaran 14%. Dikatakan juga, pemerintah tengah menggodok penyederhanaan persyaratan pengajuan.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengharapkan pemerintah pusat untuk lebih memperhatikan keberadaan KUMKM di Jabar karena jumlahnya yang besar dan memiliki potensi yang bagus.

Menurut dia, sekitar 64% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jabar disumbang sektor KUMKM, dan 80% usaha yang ada di Jabar adalah pelaku KUMKM.

"Bila pemerintah pusat memfokuskan 20 persen perhatian terhadap KUMKM di Jabar, baik itu dari sisi anggaran maupun bantuan lainnya, itu bisa menyelesaikan sekitar 20% juga masalah KUMKM di Indonesia," katanya.

Pada acara tersebut juga diberikan sertifikat halal kepada 416 pelaku KUMKM, sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) kepada 300 pelaku, sertifikat merek untuk 50 pelaku KUMKM, serta diserahkan juga 3.350 unit kotak asongan, 200 unit beca toko (beto) dan 100 rombong (gerobak) sebagai bentuk bantuan untuk pemberdayaan pelaku KUMKM dan pedagang kaki lima (PKL) di Jabar. (A-190)***

Atasi Kemiskinan, Disiapkan Kredit Usaha Rakyat Rp100 T

KESRA-- 5 NOVEMBER: Distribusi pinjaman untuk usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menangah menjadi prioritas utama program 100 hari pemerintahan SBY-Boediono.

Pemerintah akan melakukan penataan dalam hal skema penyaluran untuk memastikan pinajamn tersebut dapat meningkatkan tingkat perekonomian rakyat.

"Telah saya putuskan dalam Sidang Kabinet ini, mulai tahun 2010 akan ada sekitar Rp 2 triliun yang akan kita gunakan untuk mengalirkan kredit usaha rakyat dengan kelipatan sepuluh kali yakni sebanyak Rp 20 triliun setiap tahun atau Rp 100 triliun setiap tahun yang akan kita arahkan untuk memberikan pinjaman modal bagi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah," ujar Presiden SBY.

Presiden SBY mengatakan, penyaluran pinjaman ini sangat penting berkaitan dengan upaya lima tahun mendatang untuk meningkatkan kewirausahaan atau entrepreneurship. Nantinya, pinjaman tersebut juga akan disalurkan melalui balai-balai latihan kerja yang menghasilkan tenaga trampil yang siap terjun di dunia usaha.

Dengan mendukung usaha, lanjut SBY, penghasilan rrumah tangga diharapkan makin baik sehingga kemiskinan dan pengangguran berkurang.

Namun, SBY menekankan bahwa penyaluran pinjaman tersebut akan diikuti dengan perbaikan mekanisme dan regulasi dengan penataan lembaga-lembaga penyalur pinjaman serta sinergi antara bank milik negara dan swasta serta lembaga penjaminan yang lain. Hal tersebut akan diselesaikan dalam 100 hari pemerintahan SBY-Boediono. (koh)

Bunga KUR 2010 Turun Minimal Dua Persen

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop UKM) Syarifuddin Hasan memastikan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun depan akan turun minimal dua persen.

"Jadi mudah-mudahan (bunganya) bisa diturunkan dua persen atau lebih, kita lihat saja nanti," katanya usai membuka Expo Pembiayaan KUKM di Gedung Smesco Jakarta, Senin.

Menurut dia, program KUR bertujuan untuk memfasilitasi UMKM mendapatkan pendanaan dengan bunga yang murah agar bisa memperkuat usahanya.

Saat ini tingkat suku bunga program tersebut ditetapkan maksimal 16 persen per tahun, padahal suku bunga acuan BI rate sebesar 6,5 persen.

Pemerintah pada tahun 2009 menyediakan dana sebesar Rp20 triliun untuk penyaluran KUR. Angka ini meningkat Rp5,5 triliun dibanding target KUR tahun 2008 yang sebesar Rp14,5 triliun.

Deputi Menteri Negara Koperasi dan UKM Bidang Pembiayaan, Agus Muharram mengatakan pihaknya sedang meningkatkan upaya "linkage" (keterkaitan) antara UMKM dan perbankan agar penyaluran dana KUR maupun kredit komersial perbankan semakin lancar.

Menurut dia, kepercayaan perbankan pada UMKM semakin tinggi dengan semakin tingginya penyaluran dana kredit kepada sektor tersebut.

"Dalam pameran ini, pembiayaan sebesar lebih dari Rp2,1 triliun telah diserahkan pada hampir 90 persen lebih melalui koperasi. Itu membuktikan bahwa kerjasama antara pemerintah, lembaga keuangan dan UMKM itu berjalan dengan baik," jelasnya.

Agus mengatakan pameran serupa akan digelar di seluruh provinsi untuk mempermudah UMKM mendapatkan pendanaan bagi usahanya.

Program Year End di Pakubuwono


Program Promo Resto


Program Promo Polo Kartu Kredit BRI


Penawaran Spesial

Thursday, November 26, 2009

Salty Coffee

Laki-laki itu datang ke sebuah pesta. Meskipun penampilannya tidak jauh berbeda dengan penampilan laki-laki lain yang datang, namun kelihatannya tidak seorangpun yang tertarik padanya. Ia lalu memperhatikan seorang gadis yang dari tadi dikelilingi banyak orang. Di akhir pesta itu, ia memberanikan diri mengundang gadis itu untuk menemaninya minum kopi. Karena kelihatannya laki-laki itu menunjukkan sikap yang sopan, gadis itupun memenuhi undangannya. Mereka berdua kini duduk di sebuah warung kopi. Begitu gugupnya laki-laki itu hingga ia tidak tahu bagaimaan harus memulai sebuah percakapan.

Tiba-tiba ia berkata kepada pelayan, "Dapatkah engkau memberiku sedikit garam untuk kopiku?"

Setiap orang yang ada di sekitar mereka memandang lelaki itu keheranan. Wajahnya memerah seketika, tetapi ia tetap memasukkan garam itu ke dalam kopinya lalu kemudian meminumnya. Penuh rasa ingin tahu, gadis yang duduk didepannya bertanya, "Bagaimana kau bisa mempunyai hobi yang aneh ini?"

Laki-laki itupun menjawab, "Ketika aku masih kecil, aku hidup di dekat laut, aku suka bermain-main di laut. Jadi aku tahu rasanya air laut, asin seperti rasa kopi asin ini. Sekarang, setiap kali aku meminum kopi asin ini, aku terkenang akan masa kecilku, tentang kampung halamanku, aku sangat merindukan kampung halamanku, aku merindukan orang tuaku yang tetap hidup di sana ." Ia mengatakan itu sambil berurai air mata, kelihatannya ia sangat tersentuh.

Gadis itu berpikir, "Apa yang diceritakan oleh laki-laki tersebut adalah ungkapan isi hatinya yang terdalam. Orang yang mau menceritakan tentang kerinduannya akan rumahnya adalah orang yang setia, peduli dengan rumah dan bertanggung jawab terhadap seisi rumahnya". Maka gadis itupun mulai bercerita tentang kampung halamannya yang jauh, masa kecilnya dan keluarganya.

Merekapun berpacaran. Gadis itu menemukan semua yang dia inginkan di dalam diri laki-laki tersebut. Laki-laki itu begitu toleransi, baik hati, hangat dan penuh perhatian. Ia adalah laki-laki yang sangat baik, sehingga ia selalu merindukannya. Singkat cerita, merekapun menikah dan hidup bahagia. Setiap kali, ia selalu membuatkan kopi asin bagi suaminya karena ia tahu suaminya sangat menyukai kopi asin.

Sesudah empat puluh tahun menikah, meninggallah suaminya. Ia meninggalkan surat kepada istrinya,
"Sayangku, maafkan aku, maafkan kebohonganku selama aku hidup. Inilah satu-satunya kebohonganku padamu, yaitu tentang "kopi asin". Ingatkah engkau pertama kali kita bertemu dan berpacaran? Saat itu aku begitu gugup untuk memulai percakapan kita.. Karena kegugupanku, aku akhirnya meminta garam padahal yang aku maksudkan adalah gula. Selama hidupku banyak kali aku mencoba untuk mengatakan kepadamu hal yang sebenarnya, sebagaimana aku telah berjanji bahwa aku tidak akan pernah berbohong kepadamu untuk apapun juga. Tetapi aku tidak sanggup mengatakannya. Kini aku sudah mati, aku tidak takut lagi, maka aku memutuskan untuk mengatakan kebenaran ini kepadamu bahwa aku tidak suka kopi asin. Rasanya aneh dan tidak enak. Selama hidupku aku baru meminum kopi asin sejak aku mengenalmu. Meski begitu, aku tidak pernah menyesal untuk apapun yang aku lakukan untukmu. Memiliki engkau merupakan kebahagiaan terbesar yang pernah aku miliki selama hidupku. Jika aku dapat hidup untuk kedua kalinya, aku tetap ingin mengenalmu dan memilikimu selamanya, meskipun aku harus meminum kopi asin lagi".

Air mata wanita itu membasahi surat yang dibacanya. Suatu hari seseorang bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya kopi asin itu?" "Sangat enak", jawabnya.


============ ========= ========= ===

Kita selalu berpikir bahwa kita sudah mengenal pasangan kita lebih dari orang lain mengenal mereka. Tetapi mungkin saja ada hal-hal tertentu yang tidak kita ketahui di mana pasangan kita telah rela meminum "kopi asin" (salty coffee) dengan membuang ego, kesombongan, kesenangan dan hobinya untuk menjaga keharmonisan hubungan kita dengannya. Ya, begitulah caranya mengasihi dan mencintai. Bukan menuntut, tetapi berkorban.

Membuang kebencian dan mengasihi lebih lagi, menyebabkan rasa garam lebih enak daripada rasa gula.

Sumber : tidak diketahui 


.....oooooOOOOOoooo o.....

Thursday, November 5, 2009

Kredit Usaha Rakyat Terganjal Keperpihakan Perbankan

KESRA-- 28 JULI: Pemerintah menyesalkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) semester pertama 2009 yang jauh dari target. Hingga akhir Juni, dana KUR yang sudah disalurkan hanya Rp 2,4 triliun atau rata-rata Rp 300 miliar-Rp 350 miliar per bulan.
"Minimnya penyaluran KUR yang tidak wajar ini akibat perbankan tidak lagi memiliki keberpihakan pada program ini," ujar Menegkop Suryadharma Ali.
Hal itu disampaikan menegkop memberikan sambutan pada dialog nasional bertema 'Efektivitas Penyaluran KUR dalam Mendorong Pertumbuhan UMKM' di Jakarta, Rabu (28/7).
Padahal, lanjutnya, sepanjang tahun 2008 penyaluran KUR rata-rata mencapai Rp 1,3 triliun per bulannya. Untuk tahun 2009 ini, pemerintah mengalokasikan dana Rp 20 triliuan, plus tambahan sisa KUR tahun 2008 sebesar Rp 2 triliun. Total menjadi Rp 22 triliun.
"Supaya tetap efektif, kami minta program ini dievaluasi. Mengapa perbankan tidak lagi semangat menyalurkan KUR, sementara pemerintah tetap bersemangat dan justru akan menambah lagi," jelas menegkop.
Selanjutnya, untuk mengejar target penyaluran KUR yang masih tersisa sebesar Rp 19,6 triliun, pemerintah sedang mencari pola yang efektif. Di samping menekankan kembali perbankan supaya menyalurkan kredit dengan sejumlah kebijakan longgar, pemerintah juga berencana mendekati sejumlah kelompocalon penerima KUR supaya proaktif mengajukan pinjaman.
Bagi menegkop, memenuhi penyaluran KUR sebesar Rp 19,6 triliun dalam waktu enam bulan di semester dua 2009 adalah hal sulit. Selama ini rata-rata penyaluran KUR dalam satu semester hanya berkisar Rp 10-Rp 11 triliun. (ro/hr)
sumber : http://www.menkokesra.go.id

Pada 2010, Masyarakat Miskin Ditargetkan Tinggal 13 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberhasilan pelaksanaan sejumlah program untuk menurunkan jumlah kemiskinan membuat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) mencanangkan target untuk kembali menurunkan kemiskinan menjadi tinggal 13 persen pada tahun 2010 .
Hal ini dicanangkan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) TKPK Daerah tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota tahun 2009 di Hotel Bumi Karsa Bidakara, Jakarta, Kamis (27/8). Sebelumnya, pada tahun ini, hasil pelaksanaan program-program pengentasan kemiskinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 13 tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, telah berhasil mencapai target penurunan angka kemiskinan menjadi 14,15 persen.
"Pada tahun 2010 , dengan target jadi 13 persen, maka sebanyak 2,5 juta rakyat miskin dapat ditingkatkan kondisi perekonomiannya menjadi lebih baik," kata Ketua TKPK Nasional yang juga Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie.
Pelaksanaan berbagai kebijakan penanggulangan kemiskinan tersebut dilakukan sesuai dengan program-program yang telah dikonsolidasikan ke dalam tiga klaster program, sehingga dapat mengakselerasikan penurunan angka kemiskinan sesuai target.
Ketiga klaster program tersebut, seperti ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 13 tahun 2009 , terdiri atas Klaster Bantuan Perlindungan Sosial, Klaster Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri), dan Klaster Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil.
Pada Klaster Bantuan Perlindungan Sosial, antara lain termasuk pelaksanaan sejumlah program seperti beras miskin (raskin), Jamkesmas, dan Beasiswa Pendidikan, dengan sasaran program terhadap rumah tangga miskin (RTM).
"Penerima Jamkesmas tahun ini berhasil diturunkan dari 70 juta menjadi 61,4 juta. Artinya jumlah masyarakat yang tergolong miskin sudah semakin berkurang," kata Aburizal.
Sementara kelompok masyarakat yang mendapatkan bantuan program pada klaster Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil dapat mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan penyaluran untuk kredit Rp 5 juta kebawah. "Target sasaran adalah pelaku usaha mikro dan kecil yang belum bankeable. Tahun ini pendanaan mencapai Rp 20 triliun dengan 4 juta nasabah KUR," ujar pria yang biasa disapa Ical ini.
Instrumen program KUR pada klaster Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil tersebut, menurut Ical, diberikan pada kelompok masyarakat penerima yang telah mencapai tingkat keberdayaan dan kemandiriannya. "Dengan demikian ada pergerakan kemajuan masyarakat penerima dari klaster yang pertama hingga menjadi menjadi klaster yang ketiga," katanya.
Ia juga meminta agar para jajaran TKPK di tingkat daerah agar segera melaksanakan inventarisasi kelompok-kelompok masyarakat penerima program penanggulangan kemiskinan, khususnya yang masuk dalam klaster Bantuan Perlindungan Sosial dan klaster Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri).
Hal ini dimaksudkan agar masyarakat miskin yang telah berhasil lepas dari kondisi rentan dapat segera diteruskan melalui program pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya bagi masyarakat yang sudah mencapai tingkat kemandirian dapat diteruskan melalui pemberian KUR. "Dengan demikian, program-program pemberdayaan masyarakat, melalui instrumen PNPM Mandiri dan program pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui program KUR akan lebih efektif dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan," pungkasnya.
sumber : www.kompas.com

5 Persen, Bunga Kredit Usaha Sapi, Tambahan Sapi 800.000 Ekor Per Tahun

JAKARTA, KOMPAS - Pengusaha, koperasi, atau kelompok peternak yang menjalankan usaha pembibitan sapi dapat mengakses Kredit Usaha Pembibitan Sapi dengan bunga 5 persen per tahun. Kredit program itu bertujuan untuk meningkatkan produksi daging sapi.
Penetapan bunga pinjaman 5 persen untuk Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) itu ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan tertanggal 18 Agustus 2009.
"Sudah ada keputusan, suku bunga KUPS yang ditetapkan 5 persen per tahun untuk sapi potong ataupun sapi perah," kata Direktur Jenderal Peternakan Departemen Pertanian Tjeppy D Soedjana di Jakarta, Selasa (1/9).
Direktur Perbibitan Direktorat Jenderal Peternakan Gunawan menjelaskan, pelaku usaha yang mendapatkan subsidi bunga kredit adalah perusahaan, koperasi, atau kelompok peternak. Namun, perusahaan dan koperasi harus bekerja- sama dengan kelompok peternak.
KUPS diberikan maksimal Rp 66,315 miliar denganjangka waktu pembayaran enam tahun dan masa tenggang dua tahun. Nilai maksimum pemberian kredit itu untuk pengadaan 5.000 ekor sapi.
Induk sapi untuk pembibitan bisa berasal dari sapi impor atauturunan sapi impor, tetapi bisa juga dari dalam negeri. Target pengadaan induk sapi dari dalam negeri, khususnya untuk sapi Bali, rata-rata 20.000 ekor per tahun. Adapun impor induk sapi dari Australia dan Selandia Baru. Saat ini harga per kilogram berat sapi hidup untuk induk 1,9 dollar AS. Rata-rata berat sapi bibit 250-300 kilogram per ekor.
Belum ditunjuk
Hingga Selasa kemarin, belum ada bank yang ditunjuk sebagai penyalur KUPS. Saat ini, kata Gunawan, Deptan masih menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan.
Namun, lanjut Gunawan, kajian penentuan besaran suku bunga KUPS yang harus ditanggung pengusaha sudah dibicarakan dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sehingga tidak ada kekhawatiran perbankan tidak bersedia menyalurkan KUPS.
Gunawan menjelaskan, khusus untuk perusahaan diberi kebijakan bisa mengakses KUPS dua tahun berturut-turut. Ada-pun untuk kelompok tani atau gabungan kelompok tani dan koperasi bisa lima tahun berturut-turut.
Tahun 2009, dana KUPS yang dialokasikan Rp 145 miliar. Apabila dana itu terserap seluruhnya, populasi bibit sapi akan meningkat 200.000 ekor pada 2010.
Hingga berakhirnya program KUPS, lima tahun mendatang, populasi bibit sapi akan meningkat 1 juta ekor.
Dengan tambahan 1 juta ekor, bibit sapi, dengan tingkat kelahiran 72-80 persen, akan ada tambahan sapi 720.000-800.000 ekor per tahun.
Berdasarkan asumsi persentase sapi jantan dan betina 50 banding 50, maka akan ada tambahan sapi betina 360.000-400.000 ekor per tahun. Dengan demikian, impor daging sapi ataupun sapi akan bisa ditekan.
Saat ini, menurut Deputi Bidang Pertanian dan Kelautan Menko Perekonomian Bayu Krisnamurti, masalah yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan daging sapi adalah minimnya populasi sapi potong. Laju peningkatan permintaan daging sapi tidak sebanding dengan penambahan populasi sehingga terjadi depopulasi.
Oleh karena itu, langkah terbaik untuk memenuhi kebutuhan daging sapi adalah mendorong pengusaha berinvestasi di bidang pembibitan sapi. (MAS)
sumber : www.kompas.com

Tuesday, October 20, 2009

Setia Kepada Kredit Usaha Rakyat

INILAH.COM, Jakarta – Laba PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) semakin menggunung, dipicu derasnya penyaluran kredit. Meskipun rasio kredit bermasalah melonjak, perseroan optimistis dapat melakukan serangkaian upaya untuk mengatasinya.

“Beberapa agenda sudah kami siapkan untuk menekan NPL (non-performing loan). Kami sudah menawarkan restrukturisasi ke debitur dan melakukan pendekatan kepada mereka," kata Direktur Utama BRI, Sofyan Basir dalam paparan publik di Jakarta, Senin (31/8).

Seperti diketahui, angka NPL gross BBRI semester pertama 2009 tercatat mengalami peningkatan menjadi 3,7%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu 3,37%. Ia pun berharap, BRI mampu menekan NPL di semester dua tahun ini, yaitu dengan mengurangi biaya provisi kredit dan memangkas bunga deposito.

“NPL meningkat karena kondisi ekonomi yang memburuk di awal tahun akibat krisis global. Jika beban dana berkurang, bank bisa menggunakan laba untuk menambah modal. Tentu laba BRI akan kian besar," ujarnya.

Paruh pertama ini, BRI kembali mengukir kinerja yang gemilang, dengan laba bersih Rp 3,49 triliun atau secara tahunan naik 24,19% dan memimpin perolehan laba perbankan nasional tahun ini.

Peningkatan laba bersih didukung melonjaknya pendapatan bunga, yang mencapai Rp 10,931 triliun, beban operasional perusahaan yang juga mengalami peningkatan menjadi Rp 5,238 triliun dari Rp 4,984 triliun. Sehingga laba operasional BBRI naik menjadi Rp 4,843 triliun dari Rp 4,078 triliun pada semester I 2008.

Peningkatan laba BRI itu terjadi seiring derasnya penyaluran kredit. Hingga akhir Juni , BRI sudah mengucurkan kredit hingga Rp 184 triliun atau naik 35,59%. Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) mengungkapkan, pertumbuhan kredit BRI tahun ini merupakan yang tertinggi, dimana kredit yang disalurkan setara 13,83% total kredit perbankan.

Sebagian besar kredit BRI, yaitu 80%, berupa kredit ke sektor usaha kecil menengah (UKM). BRI gencar menyalurkan kredit karena masih mengandalkan pendapatan dari bunga kredit. "Penyaluran kredit ini untuk mengimbangi dana pihak ketiga (DPK) yang juga meningkat," tambahnya.

Semester pertama ini, BRI berhasil meraup total DPK sebesar Rp 216,38 triliun, meningkat 22,57% dibandingkan posisi per akhir Juni 2008 yang sebesar Rp 176,53 triliun. BRI menempati peringkat ketiga dalam daftar pengumpulan DPK, setelah PT Bank Mandiri dan PT Bank Central Asia. Adapun dana masyarakat di BRI setara dengan 11,86% total DPK perbankan.

BRI pun akan memperbaiki target pertumbuhan kreditnya tahun ini dengan revisi dari 22% ke 25%. Ini berarti target BRI bergeser dari pertumbuhan Rp 35,43 triliun menjadi Rp 40,27 triliun. Kondisi ini melihat turunnya bunga kredit setelah kesepakatan penurunan bunga oleh perbankan dua pekan lalu.

Dengan perkiraan sektor riil mulai bergerak, pengusaha akan mulai mengajukan kredit di bulan Oktober-November. Sedangkan tahun depan permintaan kredit bakal melonjak lebih pesat lagi seiring berlanjutnya penurunan bunga kredit dan pulihnya perekonomian.

Menurut Sofyan, BRI akan terus memberi bunga rendah untuk perusahaan milik negara yang berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, seperti PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Pegadaian, dan Perum Bulog.

"Saat rata-rata perbankan memberi bunga sekitar 14%, kami bisa 9,6-10% saja," ucapnya. Adapun laba bersih BRI tahun ini diperkirakan bisa tumbuh 20% atau Rp 1,192 triliun, dari angka Rp 5,96 triliun tahun lalu.

BRI awalnya didirikan pada 6 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi).

Setelah melalui perjalanan panjang dengan pelbagai aturan perbankan yang dibuat pemerintah, pada 1 Agustus 1992, berdasarkan UU perbankan No. 7/1992 dan PP RI No. 21 / 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) dengan kepemilikan 100% Pemerintah.

Kini, BRI mempunyai 4.447 Unit Kerja, yang terdiri 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi/SPI, 170 Kantor Cabang (Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa. [E1]
sumber : http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2009/09/01/149889/setia-kepada-kredit-usaha-rakyat/

Cara Mendapatkan Kredit Usaha Rakyat

Menjelang Pemilu 2009 kredit sejenis bergulir pula. Apakah KUR (kredit usaha rakyat) yang sedang gencar-gencarnya disalurkan enam bank terkait kepentingan politis untuk mendukung calon presiden yang akan datang?

Jawabannya sulit dipastikan tetapi seperti kebiasaan menjelang Pemilu selalu banyak iming-iming buat rakyat. Yang jelas sejak Februari tahun ini pemerintah mendorong penyaluran KUR (kredit usaha rakyat) mikro di bawah Rp5 juta
melalui enam bank yaitu BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, BSM, Bukopin dan BTN.

Kredit tersebut mendapatkan penjaminan dari pemerintah melalui PT Askrindo dan Perum SPU. Dalam skema penjaminan tersebut, Askrindo dan Perum SPU memberikan penjaminan sampai 70 persen dari nilai kredit.

Deputi Menko Perekonomian bidang ekonomi makro dan keuangan Sahala Lumbangaol saat berkunjung ke Medan, baru-baru ini, mengatakan, pemerintah hingga April 2008 sudah mengucurkan sekitar Rp5 triliun KUR.

Disebutkannya, latar belakang pemberian KUR untuk pemberdayaan UMKM, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan.

Dia menjelaskan, plafon kredit maksimal Rp500 juta per UMKM dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Tingkat bunga pembiayaan maksimal 16 persen efektif per tahun dan kredit diberikan kepada kegiatan produktif yang layak.

Program kredit dengan jaminan pemerintah ini akan difokuskan pada lima sektor usaha yakni: kelautan, pertanian,kehutanan, perindustrian dan perdagangan.

KUR diharapkannya mampu mengatasi problem yang melingkupi perkembangan UMKM yakni prosedur yang berbelitbelit serta collateral. Dengan KUR ini diharapkan semuanya lancar, lantaran pemerintah menjamin 70 persen dan bank 30 persen, tuturnya.

Tahun ini pemerintah akan menjamin 650 ribu pengusaha mikro. Bagaimana mendapatkannya? Setelah menelusuri berbagai informasi yang disediakan perbankan di Medan sebenarnya persyaratan cukup mudah. Tak berbeda dengan
KUMLTA empat tahun lalu.

Calon debitur atau pengusaha kecil cukup mendatangi salah satu dari enam bank tersebut. Untuk meminjam sampai dengan Rp5.000.000, misalnya, hanya perlu membawa foto copy KTP, foto copy KSK / KK (kartu keluarga) surat keterangan lurah karena memiliki usaha, tentu saja harus memiliki usaha.

Lalu bagaimana dengan agunan? Inilah yang memunculkan sedikit polemik. Sebenarnya semua kredit dimana pun dan berapa pun besarnya harus punya agunan, kata seorang bankir milik pemerintah yang dihubungi Waspada, kemarin. “Mau Rp5 juta, Rp100 juta tetap harus ada agunan. Tapi untuk KUR semuanya sudah dijamin lembaga penjamin kredit 70 persen dan 30 persen oleh bank.”

Kalau kredit hanya Rp5 juta bank tidak akan terlalu fokus di jaminan, misalnya, sertifikat tanah, rumah atau agunan lain, kata dia. “Bank akan menjadikan usaha si peminjam sebagai agunan. Bank tetap melakukan penilaian. Kalau
ternyata tidak layak, KUR tak akan mengucur”.

Sumber http://www.waspada.co.id

Tuesday, October 13, 2009

TEMU KANGEN 2 Angkatan 10 September

Memenuhi amanah dari Temu Kangen 1, yang diadakan di klaten 1 tahun lalu, pada tahun ini, temu kangen 2 akan berlangsung hari sabtu 17 oktober 2009 di De Java Cafe, tepat pukul 10.00 WIB. Sebagai ketua panpel di tunjuk fitri wahyuni perwakilan bantul, didampingi wakil ketua pelaksana Anita perwakilan dan sleman.

Secara umum, temu kangen akan menjadi ajang kangen-kangenan, ngobrol ngalor ngidul, diselingi pembahasan SE terbaru tentang KUR dan juga membahas masa depan bersama. Yang sudah memastikan hadir adalah febri wonogiri, udin wonogiri, karis wonogiri, ida klaten, fitri bantul. anita sleman, bayu ajibarang. Yang lain masih di tunggu konfirmasinya.

Demikian informasi untuk tahun ini semoga ada manfaatnya

salam

karis

Sunday, January 25, 2009

Kredit Usaha Rakyat - Plafon KUR Diturunkan di Bawah Rp50 Juta

Kementerian Negara Koperasi dan UKM akan segera menurunkan plafon pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi di bawah Rp50 juta agar program mampu menjangkau lebih luas usaha-usaha mikro di seluruh Tanah Air.

“Satu yang ingin kita koreksi adalah besaran kredit yang disalurkan dalam program KUR yaitu menjadi Rp50 juta ke bawah,” kata Menteri Negara Koperasi dan UKM, Suryadharma Ali, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, selama ini masih ada bank yang menyalurkan kredit dengan rata-rata sekitar Rp174 juta per UKM yang mengajukan, Rp165 juta, dan bahkan ada yang rata-ratanya Rp330 juta.

Penyaluran kredit diturunkan plafonnya menjadi Rp50 juta ke bawah agar program KUR dapat menjangkau lebih luas dan lebih banyak usaha-usaha skala mikro.

“Populasi usaha skala mikro itu kan sangat banyak sekitar 91% dari seluruh pelaku usaha jadi pada merekalah sebenarnya program KUR diprioritaskan,” katanya.

Sumber informasi : http://www.kapanlagi.com

Cara Mendapatkan Kredit Usaha Rakyat

Menjelang Pemilu 2009 kredit sejenis bergulir pula. Apakah KUR (kredit usaha rakyat) yang sedang gencar-gencarnya disalurkan enam bank terkait kepentingan politis untuk mendukung calon presiden yang akan datang?

Jawabannya sulit dipastikan tetapi seperti kebiasaan menjelang Pemilu selalu banyak iming-iming buat rakyat. Yang jelas sejak Februari tahun ini pemerintah mendorong penyaluran KUR (kredit usaha rakyat) mikro di bawah Rp5 juta
melalui enam bank yaitu BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, BSM, Bukopin dan BTN.

Kredit tersebut mendapatkan penjaminan dari pemerintah melalui PT Askrindo dan Perum SPU. Dalam skema penjaminan tersebut, Askrindo dan Perum SPU memberikan penjaminan sampai 70 persen dari nilai kredit.

Deputi Menko Perekonomian bidang ekonomi makro dan keuangan Sahala Lumbangaol saat berkunjung ke Medan, baru-baru ini, mengatakan, pemerintah hingga April 2008 sudah mengucurkan sekitar Rp5 triliun KUR.

Disebutkannya, latar belakang pemberian KUR untuk pemberdayaan UMKM, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan.

Dia menjelaskan, plafon kredit maksimal Rp500 juta per UMKM dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Tingkat bunga pembiayaan maksimal 16 persen efektif per tahun dan kredit diberikan kepada kegiatan produktif yang layak.

Program kredit dengan jaminan pemerintah ini akan difokuskan pada lima sektor usaha yakni: kelautan, pertanian,kehutanan, perindustrian dan perdagangan.

KUR diharapkannya mampu mengatasi problem yang melingkupi perkembangan UMKM yakni prosedur yang berbelitbelit serta collateral. Dengan KUR ini diharapkan semuanya lancar, lantaran pemerintah menjamin 70 persen dan bank 30 persen, tuturnya.

Tahun ini pemerintah akan menjamin 650 ribu pengusaha mikro. Bagaimana mendapatkannya? Setelah menelusuri berbagai informasi yang disediakan perbankan di Medan sebenarnya persyaratan cukup mudah. Tak berbeda dengan
KUMLTA empat tahun lalu.

Calon debitur atau pengusaha kecil cukup mendatangi salah satu dari enam bank tersebut. Untuk meminjam sampai dengan Rp5.000.000, misalnya, hanya perlu membawa foto copy KTP, foto copy KSK / KK (kartu keluarga) surat keterangan lurah karena memiliki usaha, tentu saja harus memiliki usaha.

Lalu bagaimana dengan agunan? Inilah yang memunculkan sedikit polemik. Sebenarnya semua kredit dimana pun dan berapa pun besarnya harus punya agunan, kata seorang bankir milik pemerintah yang dihubungi Waspada, kemarin. “Mau Rp5 juta, Rp100 juta tetap harus ada agunan. Tapi untuk KUR semuanya sudah dijamin lembaga penjamin kredit 70 persen dan 30 persen oleh bank.”

Kalau kredit hanya Rp5 juta bank tidak akan terlalu fokus di jaminan, misalnya, sertifikat tanah, rumah atau agunan lain, kata dia. “Bank akan menjadikan usaha si peminjam sebagai agunan. Bank tetap melakukan penilaian. Kalau
ternyata tidak layak, KUR tak akan mengucur”.

Sumber http://www.waspada.co.id

Sunday, January 11, 2009

Books


Books
Originally uploaded by Grim Reaper With A Lawnmower

These are all my books that I'd class as "academic". It's quite shocking that I haven't read some of them!

If money worries have you in the cellar, go visit the lady at UBIK Savings & Loan. She'll take the frets out of your debts.


If money worries have you in the cellar, go visit the lady at UBIK Savings & Loan. She'll take the frets out of your debts.
Originally uploaded by solarbreeze69

Bank Rakyat Indonesia Kota Lubuklinggau


Bank Rakyat Indonesia Kota Lubuklinggau
Originally uploaded by eenx

BRINETS BRI Sendik Kaliurang PKSS CS KUR 10-09-08


BRINETS BRI Sendik Kaliurang PKSS CS KUR 10-09-08
Originally uploaded by karisna

Cheerleader CS KUR BRI PKSS 08 Kaliurang Yogyakarta


Cheerleader CS KUR BRI PKSS 08 Kaliurang Yogyakarta
Originally uploaded by karisna

Bank Rakyat Indonesia


Bank Rakyat Indonesia
Originally uploaded by dave_win

Bank Rakyat Indonesia


Bank Rakyat Indonesia
Originally uploaded by shangyean

Economics, finance, and marketing


Economics, finance, and marketing
Originally uploaded by JaulaDeArdilla

¿En que lío me he metido? Yo antes era un ingeniero feliz....

IMG_9401


IMG_9401
Originally uploaded by jilldoughtie

Credit Crunch


Credit Crunch
Originally uploaded by labels_30

This week I took a Pre-Retirement course through work and learned that I should not get caught in the credit crunch before I retirement. Thank goodness I still have a few years to go. I can home both days with information overload. I would highly recommend a course like this to anyone and the sooner they take it the better. If you already have your retirement date in place it's almost to late for this course.

Brealey & Myers


Brealey & Myers
Originally uploaded by Dennis Saaltink

New books!


New books!
Originally uploaded by Islãndßoy

Time to get "gazelle intense"…

Structuring Islamic Finance Transactions


Structuring Islamic Finance Transactions
Originally uploaded by capitalandilec

Understand the core principles of Islamic finance instruments, their applications and structures, their placement in the context of modern financial developments and the growth of Islamic financial institutions.

This new book explains the fundamentals of Islamic finance product development and compliance with Islamic law. The expert authors lead you through the complex structures and applications of Islamic transactions in the modern financial environment, including those providing liquidity and risk management for Islamic financial institutions.

Case studies from experts around the globe are used to illustrate key findings. These include:

* Emirates Airlines – Musharaka sukuk issue for corporate financing
* Hanco/BSEC - ijara auto securitisation
* Ijara MALT(TM) - residential mortgage securitisation
* Global Telecoms – mudaraba syndication for revolving murabaha
* Tabreed – mixed asset (istisna'a, ijara) Sukuk issue for corporate financing
* Telekom Malaysia - syndicated lease
* Arabian Bottling – salam applied to corporate supply acquisition
* Saudi refinery - petrochemical plant expansion
* SKS Power - BOT power plant project financing
* ZamZam Towers – intifa'a, ijara derivative applied to real estate project financing

A must-read for all those engaged in Islamic finance and banking, those advising Islamic financial institutions, and every professional needing to understand the alternative structures available.

Topics covered include:

* Partnership models and equity finance vehicles
* Sales, leasing and asset-linked, debt-like transactions
* Structuring leases
* Pre-paid sales and their operation as futures contracts
* Manufacturing and working capital, and project finance arrangements including securitised and syndicated project finance deals
* Real estate finance applications
* Asset management products, indices and investment funds
* Sukuk and debt-like products, including structuring Islamic securitizations, rating Sukuk and legal and regulatory issues
* The development of the Islamic capital market, and the structures available for Islamic banks to manage liquidity
* Risk management and derivative-like products
* The emerging regulatory environment for Islamic finance products and transactions, and how the industry is responding to this.

Featuring contributions from:

* Commercial Bank of Qatar
* Dawnay Day
* Islamic Finance Consultants, Bahrain
* Taylor Wessing
* Lovells
* University Utama

"I wish that this had been the first book I read on Islamic finance." - David E. Upton, PhD, CFA®, AIF®, Virginia Commonwealth University

Credit Risk: Modeling, Valuation and Hedging


Credit Risk: Modeling, Valuation and Hedging
Originally uploaded by Huazhi

Credit Risk: Modeling, Valuation and Hedging
Series: Springer Finance
Bielecki, Tomasz R., Rutkowski, Marek
1st ed. 2002. Corr. 2nd printing, 2004, XVIII, 501 p., Hardcover
ISBN: 978-3-540-67593-8

Interest Rate Models - Theory and Practice


Interest Rate Models - Theory and Practice
Originally uploaded by Huazhi

Interest Rate Models - Theory and Practice
With Smile, Inflation and Credit
Series: Springer Finance
Brigo, Damiano, Mercurio, Fabio
2nd ed. 2006. Corr. 3rd printing, 2007, LVI, 981 p. 124 illus., Hardcover
ISBN: 978-3-540-22149-4

『金融入門』 / Introduction to Money and Finance


『金融入門』 / Introduction to Money and Finance
Originally uploaded by satomilogy

今週買った本。

bought it this week.

Tuesday, December 16, 2008


Tuesday, December 16, 2008
Originally uploaded by abers331

I took my Finance final this afternoon- I'm done with that class forever! Hooray! Now if only I can get some sucker to buy the book from me...

30 Free e-Books to Learn Everything About Personal Finance


30 Free e-Books to Learn Everything About Personal Finance
Originally uploaded by Mint Software

30 Free e-Books to Learn Everything About Personal Finance and Money Management

PDA bank


PDA bank
Originally uploaded by larskflem

The Bank skandiabanken.no released their pda-bank a few weeks ago. I had to test it in open air: While waiting for the bus I transfered money between my accounts, connected to internet through my k750i.

Singapore internet banking security tokens


Singapore internet banking security tokens
Originally uploaded by Tripps

In a move to protect banking customers, the Monetary Authority of Singapore (MAS) issued an advisory to banks here last November, strongly recommending that they implement two-factor authentication at login for all Internet banking systems by December 2006.

Safe


Safe
Originally uploaded by phantomsangel_erik

See that thing in the middle? That's a giant iron safe. Someone tried to blow a hole in it with a bazooka. Unfortunately for them, there was nothing inside.

Cast Iron Match Safe


Cast Iron Match Safe
Originally uploaded by momtothemom

Old but not gold


Old but not gold
Originally uploaded by JanvPi

Strong-box Ring (2008. IT) Ring 118.13


Strong-box Ring (2008. IT) Ring 118.13
Originally uploaded by Blind Spot Jewellery

Iron poison ring, made from a block of iron. The bottom of the chamber and the lid are made of pure iron. The hinge and the locker ring are silver.
The bottom of the chamber is inlayed into the body of the ring.

The "IIXIIXIIXII" signs on the bottom of the ring band are protective motifs they were used on old padlocks.

This ring -like my other poison rings - represents to me the desire to keep, save and protect something.

06_08_jerome_05


06_08_jerome_05
Originally uploaded by susanbrandstudio

cast iron safe sans door

Safe


Safe
Originally uploaded by MeowMixed

The green light is from someone else's camera auto-focus, and the blue is from my headlamp. Completely chance shot but I quite liked the colours!

Old safe in Overton, Texas


Old safe in Overton, Texas
Originally uploaded by Specific Gravity

It's still locked. Solid cast iron, try and pick it up! Out on the side of a bank in Overton, TX..

Iron Safe - Fortezza Sainta Teresa - Uruguay


Iron Safe - Fortezza Sainta Teresa - Uruguay
Originally uploaded by Sam Ellis

Iron Safe at Fort Leaton, Texas


Iron Safe at Fort Leaton, Texas
Originally uploaded by almostlindy

Fort Leaton is located on Farm Road 170 five miles southeast of Presidio. In 1848, Ben Leaton built a fortified adobe trading post known as Fort Leaton on the ruins of a Spanish fort founded in 1773 and known as El Fortín de San José at La Junta.

Keyhole in Iron Safe, Fortezza Sainta Teresa, Uruguay


Keyhole in Iron Safe, Fortezza Sainta Teresa, Uruguay
Originally uploaded by Sam Ellis

This is the keyhole to a big iron safe found in the fort at Saint Teresa in Uruguay.

The safe was probably for gunpowder or cash.

Saturday, January 10, 2009

KARTU KREDIT BRI

Anda menginginkan Kartu Kredit yang mudah, murah, dan aman…?

Bergabunglah dengan KARTU KREDIT BRI, “Semua Menjadi Nyata”
Fitur Kartu Kredit BRI :
Keuntungan memiliki Kartu Kredit BRI

a. Diterima di seluruh dunia

Kartu Kredit BRI dapat digunakan untuk berbelanja di Toko atau Merchant yang berlogo MasterCard, dan melakukan penarikan uang tunai di semua ATM BRI dan ATM berlogo Cirrus di seluruh dunia.

b. Bunga murah sepanjang waktu

Suku Bunga ringan baik untuk Transaksi Ritel maupun Cash Advance

c. Pembayaran Minimum

Pemakaian Kartu Kredit BRI dengan pembayaran minimum.

d. Kemudahan pembayaran tagihan melalui ATM BRI

e. Perlindungan asuransi

Perlindungan Asuransi bagi Pemegang Kartu Kredit :
· Personal Accident dengan premi gratis.
· Card Member secara otomatis mendapat perlindungan (asuransi) kecelakaan.
· Credit Shield dengan premi murah apabila card member menginginkan perlindungan asuransi Credit Shield

f. Executive Airport Lounge

Bagi pemegang Kartu Kredit BRI Gold yang bepergian dengan pesawat udara, dapat menikmati fasilitas Executive Airport Lounge selama menunggu waktu keberangkatan.

g. Fasilitas Kartu Tambahan (Supplement Card)

Cardmember dapat mengajukan Kartu Tambahan bagi anggota keluarganya, sepanjang memenuhi syarat.

h. Program Promo / Marketing Kartu Kredit BRI
sumber : www.bri.co.id