Thursday, November 5, 2009

Kredit Usaha Rakyat Terganjal Keperpihakan Perbankan

KESRA-- 28 JULI: Pemerintah menyesalkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) semester pertama 2009 yang jauh dari target. Hingga akhir Juni, dana KUR yang sudah disalurkan hanya Rp 2,4 triliun atau rata-rata Rp 300 miliar-Rp 350 miliar per bulan.
"Minimnya penyaluran KUR yang tidak wajar ini akibat perbankan tidak lagi memiliki keberpihakan pada program ini," ujar Menegkop Suryadharma Ali.
Hal itu disampaikan menegkop memberikan sambutan pada dialog nasional bertema 'Efektivitas Penyaluran KUR dalam Mendorong Pertumbuhan UMKM' di Jakarta, Rabu (28/7).
Padahal, lanjutnya, sepanjang tahun 2008 penyaluran KUR rata-rata mencapai Rp 1,3 triliun per bulannya. Untuk tahun 2009 ini, pemerintah mengalokasikan dana Rp 20 triliuan, plus tambahan sisa KUR tahun 2008 sebesar Rp 2 triliun. Total menjadi Rp 22 triliun.
"Supaya tetap efektif, kami minta program ini dievaluasi. Mengapa perbankan tidak lagi semangat menyalurkan KUR, sementara pemerintah tetap bersemangat dan justru akan menambah lagi," jelas menegkop.
Selanjutnya, untuk mengejar target penyaluran KUR yang masih tersisa sebesar Rp 19,6 triliun, pemerintah sedang mencari pola yang efektif. Di samping menekankan kembali perbankan supaya menyalurkan kredit dengan sejumlah kebijakan longgar, pemerintah juga berencana mendekati sejumlah kelompocalon penerima KUR supaya proaktif mengajukan pinjaman.
Bagi menegkop, memenuhi penyaluran KUR sebesar Rp 19,6 triliun dalam waktu enam bulan di semester dua 2009 adalah hal sulit. Selama ini rata-rata penyaluran KUR dalam satu semester hanya berkisar Rp 10-Rp 11 triliun. (ro/hr)
sumber : http://www.menkokesra.go.id

No comments: