Thursday, November 26, 2009

Salty Coffee

Laki-laki itu datang ke sebuah pesta. Meskipun penampilannya tidak jauh berbeda dengan penampilan laki-laki lain yang datang, namun kelihatannya tidak seorangpun yang tertarik padanya. Ia lalu memperhatikan seorang gadis yang dari tadi dikelilingi banyak orang. Di akhir pesta itu, ia memberanikan diri mengundang gadis itu untuk menemaninya minum kopi. Karena kelihatannya laki-laki itu menunjukkan sikap yang sopan, gadis itupun memenuhi undangannya. Mereka berdua kini duduk di sebuah warung kopi. Begitu gugupnya laki-laki itu hingga ia tidak tahu bagaimaan harus memulai sebuah percakapan.

Tiba-tiba ia berkata kepada pelayan, "Dapatkah engkau memberiku sedikit garam untuk kopiku?"

Setiap orang yang ada di sekitar mereka memandang lelaki itu keheranan. Wajahnya memerah seketika, tetapi ia tetap memasukkan garam itu ke dalam kopinya lalu kemudian meminumnya. Penuh rasa ingin tahu, gadis yang duduk didepannya bertanya, "Bagaimana kau bisa mempunyai hobi yang aneh ini?"

Laki-laki itupun menjawab, "Ketika aku masih kecil, aku hidup di dekat laut, aku suka bermain-main di laut. Jadi aku tahu rasanya air laut, asin seperti rasa kopi asin ini. Sekarang, setiap kali aku meminum kopi asin ini, aku terkenang akan masa kecilku, tentang kampung halamanku, aku sangat merindukan kampung halamanku, aku merindukan orang tuaku yang tetap hidup di sana ." Ia mengatakan itu sambil berurai air mata, kelihatannya ia sangat tersentuh.

Gadis itu berpikir, "Apa yang diceritakan oleh laki-laki tersebut adalah ungkapan isi hatinya yang terdalam. Orang yang mau menceritakan tentang kerinduannya akan rumahnya adalah orang yang setia, peduli dengan rumah dan bertanggung jawab terhadap seisi rumahnya". Maka gadis itupun mulai bercerita tentang kampung halamannya yang jauh, masa kecilnya dan keluarganya.

Merekapun berpacaran. Gadis itu menemukan semua yang dia inginkan di dalam diri laki-laki tersebut. Laki-laki itu begitu toleransi, baik hati, hangat dan penuh perhatian. Ia adalah laki-laki yang sangat baik, sehingga ia selalu merindukannya. Singkat cerita, merekapun menikah dan hidup bahagia. Setiap kali, ia selalu membuatkan kopi asin bagi suaminya karena ia tahu suaminya sangat menyukai kopi asin.

Sesudah empat puluh tahun menikah, meninggallah suaminya. Ia meninggalkan surat kepada istrinya,
"Sayangku, maafkan aku, maafkan kebohonganku selama aku hidup. Inilah satu-satunya kebohonganku padamu, yaitu tentang "kopi asin". Ingatkah engkau pertama kali kita bertemu dan berpacaran? Saat itu aku begitu gugup untuk memulai percakapan kita.. Karena kegugupanku, aku akhirnya meminta garam padahal yang aku maksudkan adalah gula. Selama hidupku banyak kali aku mencoba untuk mengatakan kepadamu hal yang sebenarnya, sebagaimana aku telah berjanji bahwa aku tidak akan pernah berbohong kepadamu untuk apapun juga. Tetapi aku tidak sanggup mengatakannya. Kini aku sudah mati, aku tidak takut lagi, maka aku memutuskan untuk mengatakan kebenaran ini kepadamu bahwa aku tidak suka kopi asin. Rasanya aneh dan tidak enak. Selama hidupku aku baru meminum kopi asin sejak aku mengenalmu. Meski begitu, aku tidak pernah menyesal untuk apapun yang aku lakukan untukmu. Memiliki engkau merupakan kebahagiaan terbesar yang pernah aku miliki selama hidupku. Jika aku dapat hidup untuk kedua kalinya, aku tetap ingin mengenalmu dan memilikimu selamanya, meskipun aku harus meminum kopi asin lagi".

Air mata wanita itu membasahi surat yang dibacanya. Suatu hari seseorang bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya kopi asin itu?" "Sangat enak", jawabnya.


============ ========= ========= ===

Kita selalu berpikir bahwa kita sudah mengenal pasangan kita lebih dari orang lain mengenal mereka. Tetapi mungkin saja ada hal-hal tertentu yang tidak kita ketahui di mana pasangan kita telah rela meminum "kopi asin" (salty coffee) dengan membuang ego, kesombongan, kesenangan dan hobinya untuk menjaga keharmonisan hubungan kita dengannya. Ya, begitulah caranya mengasihi dan mencintai. Bukan menuntut, tetapi berkorban.

Membuang kebencian dan mengasihi lebih lagi, menyebabkan rasa garam lebih enak daripada rasa gula.

Sumber : tidak diketahui 


.....oooooOOOOOoooo o.....

Thursday, November 5, 2009

Kredit Usaha Rakyat Terganjal Keperpihakan Perbankan

KESRA-- 28 JULI: Pemerintah menyesalkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) semester pertama 2009 yang jauh dari target. Hingga akhir Juni, dana KUR yang sudah disalurkan hanya Rp 2,4 triliun atau rata-rata Rp 300 miliar-Rp 350 miliar per bulan.
"Minimnya penyaluran KUR yang tidak wajar ini akibat perbankan tidak lagi memiliki keberpihakan pada program ini," ujar Menegkop Suryadharma Ali.
Hal itu disampaikan menegkop memberikan sambutan pada dialog nasional bertema 'Efektivitas Penyaluran KUR dalam Mendorong Pertumbuhan UMKM' di Jakarta, Rabu (28/7).
Padahal, lanjutnya, sepanjang tahun 2008 penyaluran KUR rata-rata mencapai Rp 1,3 triliun per bulannya. Untuk tahun 2009 ini, pemerintah mengalokasikan dana Rp 20 triliuan, plus tambahan sisa KUR tahun 2008 sebesar Rp 2 triliun. Total menjadi Rp 22 triliun.
"Supaya tetap efektif, kami minta program ini dievaluasi. Mengapa perbankan tidak lagi semangat menyalurkan KUR, sementara pemerintah tetap bersemangat dan justru akan menambah lagi," jelas menegkop.
Selanjutnya, untuk mengejar target penyaluran KUR yang masih tersisa sebesar Rp 19,6 triliun, pemerintah sedang mencari pola yang efektif. Di samping menekankan kembali perbankan supaya menyalurkan kredit dengan sejumlah kebijakan longgar, pemerintah juga berencana mendekati sejumlah kelompocalon penerima KUR supaya proaktif mengajukan pinjaman.
Bagi menegkop, memenuhi penyaluran KUR sebesar Rp 19,6 triliun dalam waktu enam bulan di semester dua 2009 adalah hal sulit. Selama ini rata-rata penyaluran KUR dalam satu semester hanya berkisar Rp 10-Rp 11 triliun. (ro/hr)
sumber : http://www.menkokesra.go.id

Pada 2010, Masyarakat Miskin Ditargetkan Tinggal 13 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberhasilan pelaksanaan sejumlah program untuk menurunkan jumlah kemiskinan membuat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) mencanangkan target untuk kembali menurunkan kemiskinan menjadi tinggal 13 persen pada tahun 2010 .
Hal ini dicanangkan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) TKPK Daerah tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota tahun 2009 di Hotel Bumi Karsa Bidakara, Jakarta, Kamis (27/8). Sebelumnya, pada tahun ini, hasil pelaksanaan program-program pengentasan kemiskinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 13 tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, telah berhasil mencapai target penurunan angka kemiskinan menjadi 14,15 persen.
"Pada tahun 2010 , dengan target jadi 13 persen, maka sebanyak 2,5 juta rakyat miskin dapat ditingkatkan kondisi perekonomiannya menjadi lebih baik," kata Ketua TKPK Nasional yang juga Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie.
Pelaksanaan berbagai kebijakan penanggulangan kemiskinan tersebut dilakukan sesuai dengan program-program yang telah dikonsolidasikan ke dalam tiga klaster program, sehingga dapat mengakselerasikan penurunan angka kemiskinan sesuai target.
Ketiga klaster program tersebut, seperti ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 13 tahun 2009 , terdiri atas Klaster Bantuan Perlindungan Sosial, Klaster Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri), dan Klaster Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil.
Pada Klaster Bantuan Perlindungan Sosial, antara lain termasuk pelaksanaan sejumlah program seperti beras miskin (raskin), Jamkesmas, dan Beasiswa Pendidikan, dengan sasaran program terhadap rumah tangga miskin (RTM).
"Penerima Jamkesmas tahun ini berhasil diturunkan dari 70 juta menjadi 61,4 juta. Artinya jumlah masyarakat yang tergolong miskin sudah semakin berkurang," kata Aburizal.
Sementara kelompok masyarakat yang mendapatkan bantuan program pada klaster Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil dapat mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan penyaluran untuk kredit Rp 5 juta kebawah. "Target sasaran adalah pelaku usaha mikro dan kecil yang belum bankeable. Tahun ini pendanaan mencapai Rp 20 triliun dengan 4 juta nasabah KUR," ujar pria yang biasa disapa Ical ini.
Instrumen program KUR pada klaster Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil tersebut, menurut Ical, diberikan pada kelompok masyarakat penerima yang telah mencapai tingkat keberdayaan dan kemandiriannya. "Dengan demikian ada pergerakan kemajuan masyarakat penerima dari klaster yang pertama hingga menjadi menjadi klaster yang ketiga," katanya.
Ia juga meminta agar para jajaran TKPK di tingkat daerah agar segera melaksanakan inventarisasi kelompok-kelompok masyarakat penerima program penanggulangan kemiskinan, khususnya yang masuk dalam klaster Bantuan Perlindungan Sosial dan klaster Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri).
Hal ini dimaksudkan agar masyarakat miskin yang telah berhasil lepas dari kondisi rentan dapat segera diteruskan melalui program pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya bagi masyarakat yang sudah mencapai tingkat kemandirian dapat diteruskan melalui pemberian KUR. "Dengan demikian, program-program pemberdayaan masyarakat, melalui instrumen PNPM Mandiri dan program pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui program KUR akan lebih efektif dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan," pungkasnya.
sumber : www.kompas.com

5 Persen, Bunga Kredit Usaha Sapi, Tambahan Sapi 800.000 Ekor Per Tahun

JAKARTA, KOMPAS - Pengusaha, koperasi, atau kelompok peternak yang menjalankan usaha pembibitan sapi dapat mengakses Kredit Usaha Pembibitan Sapi dengan bunga 5 persen per tahun. Kredit program itu bertujuan untuk meningkatkan produksi daging sapi.
Penetapan bunga pinjaman 5 persen untuk Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) itu ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan tertanggal 18 Agustus 2009.
"Sudah ada keputusan, suku bunga KUPS yang ditetapkan 5 persen per tahun untuk sapi potong ataupun sapi perah," kata Direktur Jenderal Peternakan Departemen Pertanian Tjeppy D Soedjana di Jakarta, Selasa (1/9).
Direktur Perbibitan Direktorat Jenderal Peternakan Gunawan menjelaskan, pelaku usaha yang mendapatkan subsidi bunga kredit adalah perusahaan, koperasi, atau kelompok peternak. Namun, perusahaan dan koperasi harus bekerja- sama dengan kelompok peternak.
KUPS diberikan maksimal Rp 66,315 miliar denganjangka waktu pembayaran enam tahun dan masa tenggang dua tahun. Nilai maksimum pemberian kredit itu untuk pengadaan 5.000 ekor sapi.
Induk sapi untuk pembibitan bisa berasal dari sapi impor atauturunan sapi impor, tetapi bisa juga dari dalam negeri. Target pengadaan induk sapi dari dalam negeri, khususnya untuk sapi Bali, rata-rata 20.000 ekor per tahun. Adapun impor induk sapi dari Australia dan Selandia Baru. Saat ini harga per kilogram berat sapi hidup untuk induk 1,9 dollar AS. Rata-rata berat sapi bibit 250-300 kilogram per ekor.
Belum ditunjuk
Hingga Selasa kemarin, belum ada bank yang ditunjuk sebagai penyalur KUPS. Saat ini, kata Gunawan, Deptan masih menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan.
Namun, lanjut Gunawan, kajian penentuan besaran suku bunga KUPS yang harus ditanggung pengusaha sudah dibicarakan dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sehingga tidak ada kekhawatiran perbankan tidak bersedia menyalurkan KUPS.
Gunawan menjelaskan, khusus untuk perusahaan diberi kebijakan bisa mengakses KUPS dua tahun berturut-turut. Ada-pun untuk kelompok tani atau gabungan kelompok tani dan koperasi bisa lima tahun berturut-turut.
Tahun 2009, dana KUPS yang dialokasikan Rp 145 miliar. Apabila dana itu terserap seluruhnya, populasi bibit sapi akan meningkat 200.000 ekor pada 2010.
Hingga berakhirnya program KUPS, lima tahun mendatang, populasi bibit sapi akan meningkat 1 juta ekor.
Dengan tambahan 1 juta ekor, bibit sapi, dengan tingkat kelahiran 72-80 persen, akan ada tambahan sapi 720.000-800.000 ekor per tahun.
Berdasarkan asumsi persentase sapi jantan dan betina 50 banding 50, maka akan ada tambahan sapi betina 360.000-400.000 ekor per tahun. Dengan demikian, impor daging sapi ataupun sapi akan bisa ditekan.
Saat ini, menurut Deputi Bidang Pertanian dan Kelautan Menko Perekonomian Bayu Krisnamurti, masalah yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan daging sapi adalah minimnya populasi sapi potong. Laju peningkatan permintaan daging sapi tidak sebanding dengan penambahan populasi sehingga terjadi depopulasi.
Oleh karena itu, langkah terbaik untuk memenuhi kebutuhan daging sapi adalah mendorong pengusaha berinvestasi di bidang pembibitan sapi. (MAS)
sumber : www.kompas.com