Provinsi Jawa Barat optimistis serapan kredit usaha rakyat (KUR) pada 2011 ini bisa menembus Rp5 triliun,menyusul meningkatnya ekonomi makro seperti berkembangnya program link agemelalui koperasi.
Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jabar Wawan Hernawan, target penyerapan KUR pada tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya mampu menyerap Rp4,6 triliun. ”Pada tahun lalu, penyerapan KUR belum maksimal, sebab dari persyaratan standar yang dikeluarkanperbankanmasihbelumbanyak dipahami calon pengguna KUR,” ujarnya seusai mengikuti Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2010 Koperasi Sauyunan Jabar di Gedung Wahana Bakti Pos, Jalan Banda,Kota Bandung,kemarin.
Optimisme peningkatan penyerapan KUR ini juga didorong kondisi makro ekonomi di Jabar yang terus membaik. Ini akan berpengaruh besar terhadap penyerapan KUR pada tahun ini. Dia mencontohkan perbaikan ekonomi makro ini terlihat dari peningkatan program link age pada sejumlah koperasi yang terus meningkat.Artinya, peningkatan link age dapat memperluas peluang pengusaha kecil mendapatkan bantuan modal. ”Pada 2010, baru sekitar 50 koperasi yang masuk program link age.
Tahun ini kami memperkirakan akan ada 1.000 koperasi yang menyalurkan KUR dan masingmasing telah memberlakukan program link age,”kata Wawan. Menurut dia, penyaluran KUR melalui koperasi jauh lebih menguntungkan, karena suku bunga dipatok 14%.Sementara jika mengambil langsung dari bank penyalur KUR, suku bunganya mencapai 22%.Dia mengatakan,ada tujuh bank penyalur KUR,yakni Bank BJB,Bank Mandiri, BRI,Bank Danamon,Bank Mandiri Syariah,Bank Bukopin,dan BNI.
Di Jabar terdapat 22.675 koperasi, dengan rata-rata 37 koperasi per kecamatan. Sementara jumlah pelaku UKM mencapai 8,2 juta. Mantan Gubernur Jabar Danny Setiawan yang juga Ketua Pembina Koperasi Sauyunan Jabar mengungkapkan, keberadaan koperasi sangat berpengaruh terhadap penyerapan KUR.Sebab,dengan adanya program link ageakan semakin membuka peluang untuk penyerapan KUR.
”Saat ini koperasi bisa memberikan bantuan modal kepada para pelaku UKM. Dengan bunga rendah, tentunya para pelaku usaha akan lebih tertarik meminjam dana bantuan usaha dari koperasi. Ini merupakan peluang untuk menyalurkan KUR melalui koperasi,” beber Danny. Direktur Utama BJB Agus Ruswendi menambahkan pada awal tahun ini, komposisi penyaluran kredit Bank BJB sudah mendekati 30% bagi sektor usaha produktif, termasuk sektor KUKM.”Bank BJB diarahkan untuk lebih profesional dan peduli pada pengusaha koperasi dan UKM yang berorientasi pada usaha produktif,”ujarnya.
Rp10 M Dana Bansos untuk Koperasi
Dinas KUMKM Jabar akan menyalurkan dana bantuan sosial (bansos) sebesar Rp10 miliar melalui koperasi di wilayah Jabar.Melalui dana ini,koperasi diharapkan mampu memberdayakan potensi SDM,terutama wanita. Kepala Dinas KUMKM Jabar Wawan Hernawan mengatakan, kali ini seluruh dana bansos disalurkan melalui koperasi untuk didistribusikan kepada pelaku UMKM produktif.Dinas KUMKM menargetkan penerima dana bansos mencapai 500 koperasi.
”Dana itu diharapkan mampu terserap oleh 75.000 UKM. Kenaikannya cukup signifikan dari tahun 2010 yang hanya mencapai 1.600 UKM. Karena,saat ini tidak ada lagi UKM yang menerima bansos secara pribadi,” ungkapnya. Menurutnya,dana bansos Rp10 miliar disalurkan kepada koperasi di luar sektor ritel.Tujuannya selain memperbanyak penerima bansos, juga untuk meningkatkan produktivitas koperasi di daerah.Dengan kata lain, UKM yang ingin menerima dana bansos didorong menjadi anggota koperasi.
”Ini demi membangun kesadaran masyarakat untuk berkoperasi,”ucapnya. Dana bansos Rp10 miliar pada 2011 naik 4,6% dibandingkan bansos tahun lalu. Bansos 2010 hanya Rp9,56 miliar. Dia berharap kenaikan dana bansos bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat. Dinas KUMKM menargetkan awal Maret pendaftaran bisa dimulai.”Jika pendaftaran telah diterima, harapannya penerima bansos bisa segera diajukan ke Pemprov Jabar pada pertengahan Mei 2011. Lalu,Juni atau Juli dana bansos bisa dicairkan,”bebernya. (tantan sulthon/arif budianto)
Sumber: Harian Seputar Indonesia - Kamis, 24 Februari 2011
No comments:
Post a Comment