Sunday, July 18, 2010

BRI Dominasi Penyaluran KUR

Jakarta, beritabaru.com - Bank Rakyat Indonesia (BRI) jadi andalan dalam penyaluran kredit bagi usaha kecil, mikro dan menengah. Belum lama ini BRI menyalurkan kredit di wilayah Blitar, yang diserahkan langsung oleh Direktur Utama BRI ke para nasabah di wilayah tersebut.

Keberadaan KUR disadari dapat membantu bagi para pelaku UMKM yang belum bankable untuk meningkatkan akses pembiayaan ke bank dan koperasi. Oleh karenanya pemerintah benar-benar mengharapkan KUR dapat berperan sebagai sarana bagi para pengusaha kecil untuk menumbuhkembangkan usahanya. Salah satu upaya dukungan pemerintah kepada KUR ini adalah meningkatkan akses pembiayaan UMKM kepada bank.

Adanya KUR sangat membantu bagi para pelaku UMKM yang belum bankable sehingga dapat dilayani sesuai ketentuan komersial perbankan yang diharapkan dapat menjadi embrio debitur komersial. Hari ini (4/5) Direktur Utama BRI menyerahkan KUR secara simbolis kepada calon-calon nasabah KUR yang mewakili beragam jenis usaha di Blitar. Penyerahan KUR ini disaksikan oleh Wakil Presiden Boediono.

Kredit Usaha Rakyat memang sangat dibutuhkan oleh para pengusaha kecil karena pola kredit yang diberikan KUR tidak terlalu rumit dan dianggap cukup sederhana bagi para calion nasabah KUR. Apalagi dengan konsep KUR saat ini yang pro poor, pro growth dan pro job, memang tepat dan sesuai sasaran serta kebutuhan bagi para pengusaha kecil.

Sampai dengan Februari 2010, penyaluran KUR telah mencapai Rp.17,8 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 2.505.246 orang sehingga rata-rata kredit per debitur sebesar Rp.7,14 juta.

Dari total kredit tersebut, di sisi penyaluran KUR, BRI merupakan bank penyalur KUR terbesar dengan Rp.13,4 triliun atau 74,97% dari total KUR Nasional yaitu Rp.17,88 triliun. Bank lain yang melakukan penyaluran KUR berturut-turut adalah Bank BNI Rp.1,553 triliun atau 8,69%, Bank Mandiri sebesar Rp.1,509 triliun atau 8,44%, dan sisanya terbagi kepada BTN, Bukopin dan Bank Syariah Mandiri.

Dari jumlah debitur, BRI tetap mendominasi yaitu 2.446.475 debitur atau 97,56% dari jumlah debitur KUR secara nasional yaitu 2.505.246, Bank Mandiri sebanyak 36.788, Bank BNI sebanyak 11.712 dan sisanya terbagi kepada Bank Syariah Mandiri, Bukopin dan BTN.

Sementara itu, sampai dengan Maret 2010 jumlah debitur KUR BRI di Propinsi Jawa Timur adalah sebanyak 467.943 orang dengan total penyaluran KUR Rp.2,11 triliun. Khusus kota Blitar penyaluran KUR adalah Rp.152,3 milyar atau 7,22% dari total KUR Propinsi Jawa Timur.

Secara nasional peningkatan status nasabah yang bermigrasi dari nasabah KUR menjadi debitur kredit komersial adalah sebesar 364.375 orang dengan total plafond Rp.2,87 triliun. Jumlah debitur migrasi khusus untuk Propinsi Jawa Timur adalah 35.715 orang dan untuk Kantor Cabang Blitar adalah sebanyak 11 orang. Hal ini membuktikan bahwa KUR merupakan solusi bagi para pengusaha UMKM dalam memberikan acessibility pinjaman ke bank untuk mengembangkan usahanya.

Oleh karena itu sudah selayaknya setiap Pemerintah Daerah Tingkat II semakin mempererat kerja samanya dengan BRI dalam pengembangan ekonomi di wilayah masing-masing. Karena BRI dalam tahun 2010 tetap akan fokus dalam mendorong pengembangan bisnis/perekonomian UMKM yang selama ini menjadi bisnis utama BRI(*)
sumber : beritabaru.com

60,5 Persen KUR BRI untuk Wilayah Sulsel

BRI wilayah Makassar cukup agresif dalam menyaluran kredit dan per Desember 2009 bank tersebut tercatat telah menyalurkan kerdit Rp15,14 trilliun, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) Rp15,24 trilliun, yang berarti rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratir/LDR) diatas 100%.

“Ini membuktikan bahwa fungsi intermediasi jalan. Dana yang kami dapat dari masyarakat kami salurkan semua,” ujar pimpinan Wilayah BRI Makassar, Khairi Setiawan, didampingi kepala Bagian (Kabag) Bisnis Mikro Yusran Thahir dalam penjelasan di kantornya, Kamis (6/5).

Sementara Yusran Thahir, mengatakan hingga saat ini, BRI telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp1,39 trilliun dengan rincian Rp588 miliar untuk ritel dan Rp809 miliar untuk sektor mikro dengan jumlah nasabah 180.251 orang.

Dari jumlah itu, Sulawesi Selatan kebagian Rp.842 miliar ini berarti bahwa Sulsel kebagian KUR lebih dari 60,5 persen.”Ini sekaligus menandakan bahwa kami cukup fokus di Sulsel, sementara KUR sendiri lebih banyak banyak dimanfaatkan oleh pedagang dan petani,” katanya.

sumber : http://tnp2k.wapresri.go.id/berita/pemberdayaan-umk/172-605-persen-kur-bri-untuk-wilayah-sulsel-.html

BRI Salurkan KUR Rp3,1 Triliun


(ANTARA/Ardika)Jakarta (ANTARA News) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) hingga Rp3,1 triliun pada semester pertama tahun ini mendukung program Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM).

Menurut Direktur Utama BRI Sofyan Basyir seusai rapat koordinasi di Kantor Menko Perekonomian di Jakarta, Selasa, pencapaian tersebut sesuai dengan target semester I dan optimistis bisa mencapai target hingga akhir tahun.

"Target semester ini tercapai. Mudah-mudahan tercapai (target akhir tahun)," ujarnya.

Ia mengatakan BRI mempunyai target penyaluran KUR hingga batas bawah Rp6 triliun dan batas atas Rp8 triliun.

"BRI tetap menyalurkan KUR Rp6 triliun dan maksimal Rp8 triliun untuk target atas," ujarnya.

Sofyan menambahkan BRI akan membeli saham PT Bank Agroniaga Tbk yang dimiliki Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan seluruh dana akan diambil dari kas internal BRI.

"Sudah tahap final, nanti difinalkan di RUPS LB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa)," ujarnya.

Ia mengatakan BRI akan membeli 80 persen saham Bank Agro dengan harga normal dan itu merupakan jumlah saham maksimal yang dibeli oleh BRI.

Sebelumnya Sofyan memastikan akuisisi saham Bank Agro akan terlaksana pada Agustus 2010 melalui RUPS LB dan BRI siap menyerap seluruh saham yang ditawarkan Bank Agro.

(S034/N002/S026)
sumber: http://www.antaranews.com/berita/1279011491/bri-salurkan-kur-rp3-1-triliun

BRI Kucurkan Kredit Usaha Rakyat Rp 13,73 Triliun

Kucuran kredit usaha rakyat (KUR) PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) hingga akhir Maret 2010 sudah mencapai Rp 13,73 triliun. Adapun jumlah nasabah yang mendapat kucuran kredit ini mencapai 2,52 juta. Penyaluran kredit KUR BRI ini turun dari posisi akhir Desember 2009 yang sebesar Rp 17,1 triliun dan mengalir ke sebanyak 2,3 juta nasabah.

Sedangkan total outstanding kredit KUR sampai akhir Maret 2010 mencapai Rp 5,3 triliun dengan jumlah nasabah yang masih menjadi debitur mencapai 1,1 juta nasabah.

"Total kredit BRI per Maret 2010 Rp 208,96 triliun. Naik Rp 43,73 triliun. Tahun lalu cuma Rp 165,23 triliun," kata Direktur Operasi BRI Sarwono Sudarto, akhir pekan lalu.

Soal bunga KUR yang tinggi, Sarwono bilang, KUR jenis kredit ritel dan memiliki biaya operasional yang lebih besar ketimbang kredit biasa. Dia mencontohkan, penyaluran KUR butuh sumber daya manusia yang banyak. "Setiap outlet kami butuh minimal empat orang," ujarnya.

Toh, pemerintah menganggap penyaluran KUR masih kurang maksimal. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarifuddin Hasan mengatakan, target penyaluran KUR per akhir Maret 2010 masih jauh dari target. Hingga Maret 2010 KUR ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 1,4 triliun.

Menurut Syarifuddin, ini mengkhawatirkan karena pemerintah menargetkan bank pelaksana mampu menyalurkan KUR sebesar Rp 3,5 triliun per akhir Maret 2010.

"Seharusnya hingga kuartal pertama 2010, rasio penyaluran KUR mencapai Rp 3,5 triliun. Tapi yang sudah tersalur kepada pelaku UMKM hanya sekitar Rp 1,4 triliun,” katanya.
sumber: http://www.kontan.co.id/index.php/keuangan/news/35600/BRI-Kucurkan-Kredit-Usaha-Rakyat-Rp-1373-Triliun

Beda persepsi lambatkan KUR

JAKARTA Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali mengatakan belum adanya kesamaan persepsi antara instansi terkait dalam penyaluran program kredit usaha rakyat KUR) sehingga terjadi perlambatan realisasi.

"Kami akan desak komite kebijakan KUR agar dalam waktu dekat segera melakukan rapat dengan instansi terkait dalam program KUR. Dengan demikian bisa terjadi kesamaan pandangan," ujar Suryadharma, kemarin.

Persamaan pandangan diperlukan agar Bank Indonesia selaku pencipta regulasi, bisa memperlonggar sistem BI checking yang diterapkan 6 bank penyalur KUR terhadap usaha mikro, yakni Bank BNI, BTN, BRI, Bukopin, Mandiri dan Bank Mandiri Syariah.

Menurut dia, permintaan tersebut dimaksudkan agar penyaluran dana KUR bisa lebih optimal lagi menjangkau pelaku usaha mikro. Kelonggaran sistem itu diyakininya tidak mengurangi nilai-nilai pruden-sial bank.

"Sebelumnya saya sudah memberi pandangan kepada koordinator komite kebijakan bagaimana pola meningkatkan penyerapan KUR. Sebab, pada semester pertama tahun ini hanya tersalur Rp. 2,4 triliun, karena itu sistem BI checking harus diperlonggar."

Suryadharma mengemukakan, keinginannya menginisiasi pertemuan karena Bank Indonesia tidak menyetujui dilakukan kelonggaran BI Checking.

Khairil Anwar, Kepala Biro Pengembangan BPR dan UMKM, Direktorat Kredit BPR dan UKM Bank Indonesia, sebelumnya mengatakan mekanisme tersebut diberlakukan untuk mengamankan kredit. Karena itu tidak perlu ada kebijakan melonggarkannya.

BI checking dimaksudkan juga un-tuk menekan moral hazard debitur. Akan tetapi dalam pandangan Kementerian Koperasi dan UKM, sistem tersebut justru menjadi salah satu faktor penghambat penyaluran KUR.

Suryadharma menegaskan Bank Indonesia harus melihat pengalaman bahwa yang menjebol bank itu bukan pengusaha mikro, tetapi pengusaha besar. Karena itu usaha mikro jangan jadi korban sistem karena ulah pengusaha besar.

Kekhawatiran Bank Indonesia maupun bank penyalur, katanya, tidak perlu berlebihan karena usaha mikro secara umum tangguh serta taat membayar cicilan meski harus mengakses dana dari penjual uang dengan bunga tinggi.

"Plafon kredit usaha mikro dibawah Rp. 50 juta, tapi kita asumsikan saja pinjamannya Rp 10 juta. Dengan jumlah itu BI checking sangat relevan diperlonggar, karena rata-rata kredit mikro dalam program KUR hanya Rp. 7,3 juta."

Sumber : Bisnis Indonesia

Monday, July 12, 2010

Menteri: Kredit Usaha Rakyat Solusi Hadapi ACFTA

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koperasi dan UKM (KUKM) Sjarifuddin Hasan mengharapkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) mampu menjadi jalan keluar bagi KUKM dalam menghadapi pakta dagang bebas ASEAN-China (ACFTA).

"Besar harapan kami penyaluran KUR dapat membantu pegiat koperasi dan pelaku KUKM agar siap menghadapi era persaingan bebas," kata Sjarif Hasan di Jakarta.

Ia memperkirakan tidak lama lagi banyak produk China akan membanjiri pasar Indonesia sebagai akibat telah diberlakukannya perdagangan bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Agreement/ ACFTA) sejak 1 Januari 2010.

Produk China di pasar Indonesia juga diperkirakan akan memberi dampak negatif terhadap pelaku KUKM di Indonesia.

"Oleh karena itu, saya harap dengan adanya KUR pelaku KUKM dapat lebih mudah mengakses modal agar mereka mampu menutup kelemahan dalam bersaing dengan produk China khususnya," katanya.

Sjarif menambahkan, saat ini KUR menjadi salah satu instrumen yang paling diandalkan pemerintah untuk menekan angka kemiskinan yang pada 2014 ditargetkan turun menjadi sekitar 8-10 persen.

"Saya harap dana sekitar Rp20 triliun tiap tahunnya selama lima tahun ke depan dapat kita deliver (kirimkan) kepada rakyat melalui KUR," katanya.

Pihaknya bersama pemangku kepentingan yang lain, telah bersepakat mempermudah pelaku KUKM mengakses KUR.

Bagi kredit mikro di bawah Rp5 juta tidak dipersyaratkan agunan dan BI checking serta bagi calon debitur yang memiliki kredit konsumtif tetap dimungkinkan mengakses KUR.

Penyaluran KUR sejak Januari 2008 sampai Januari 2010 mencapai Rp17,542 triliun melayani 2,4 juta debitur dengan rata-rata kredit Rp7,24 juta/orang. (*)
H016/A011
sumber : http://www.antaranews.com/berita/1267145716/menteri-kredit-usaha-rakyat-solusi-hadapi-acfta

Serapan Kredit Usaha Rakyat di Pacitan Rp 47 Miliar

TEMPO Interaktif, PACITAN - Serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pacitan pada tahun 2010 ini ditargetkan mencapai Rp 47 miliar. Jumlah ini naik hampir dua kali lipat dibanding tahun 2009. “Pada tahun 2009 realisasi KUR tidak mencapai target karena beberapa kendala,” kata Pimpinan BRI Pacitan Emilianan Ririn Purworini kepada TEMPO, Kamis (8/4).

Menurut dia, serapan KUR selama tahun 2009 hanya mencapai 55,7 persen atau Rp14,48 miliar. Padahal saat itu ditargetkan mencapai Rp 26 miliar. Meski demikian jumlah kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) Pacitan paling rendah di Jawa Timur.

Emiliana menjelaskan ada dua jenis KUR yang tawarkan BRI, yakni KUR mikro dan retail. KUR mikro rata-rata dengan nilai Rp 5 juta yang digunakan untuk modal kerja. Kredit dikenakan bunga 1,125 persen per bulan dan masa angsuran dua hingga tiga tahun. Sedangkan KUR retail diperuntukkan bagi koperasi dan lembaga simpan pinjam dengan dana kredit maksimal Rp 500 juta.

Untuk tahun 2010 Emiliana optimistis target yang sudah ditetapkan bisa tercapai. Untuk bulan Pebruari saja kredit yang sedang berjalan (outstanding) sudah mencapai Rp 13,35 miliar.

Asisten Manajer Bisnis Mikro BRI Pacitan Djoko Suprianto menjelaskan, untuk meningkatkan serapan kredit, BRI lebih longgar dalam menerapkan syarat bagi debitur. Selain itu, masa angsuran juga boleh diperpanjang. "Untuk tahun ini, masa angsuran diperbolehkan maksimal sampai enam tahun," katanya.

Hingga Desember 2009, jumlah nasabah debitur KUR BRI Pacitan 6.235 orang dan per Pebruari 2010 6.020 orang. Mayoritas debitur adalah pedagang kecil, nelayan, pengusaha industri rumah tangga. Untuk melayani nasabah terdapat 17 unit BRI, dua teras BRI, dan delapan ATM yang tersebar di 12 kecamatan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Penanaman Modal Kabupaten Pacitan Edy Junan Ahmadi, menyambut baik kelonggaran syarat bagi debitur yang ditentukan BRI tahun ini. "Semoga serapan KUR meningkat dibanding tahun lalu. Sebab selama ini syaratnya terlalu ketat dan perbankan sangat berhati-hati sehingga sedikit yang bisa menikmati KUR," ucapnya. ISHOMUDDIN.

Kredit Usaha Rakyat 2010 Dipercepat

JAKARTA, KOMPAS.com — Berbagai kemudahan diberikan pemerintah untuk memperluas cakupan kredit usaha rakyat (KUR). Mulai tahun 2010, pemilik kartu kredit atau debitor kredit perumahan rakyat pun bisa mendapatkan KUR.

Dengan penambahan jumlah penyalur dari enam bank pada tahun 2009 menjadi 13 bank pada tahun 2010, KUR senilai Rp 20 triliun diharapkan bisa terdistribusi dengan cepat.

”Sekarang yang punya kredit perumahan, kartu kredit, kredit kendaraan roda dua juga bisa mendapatkan KUR. Dengan peningkatan aksesibilitas, daerah terpencil diharapkan akan semakin mudah mendapatkan KUR,” ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Selasa (12/1/2010), seusai menghadiri penandatanganan adendum II nota kesepahaman penyaluran KUR tahun 2010.

Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan untuk mempercepat penyaluran KUR pada 2010 adalah pertama, menetapkan jaminan pemerintah sebesar Rp 2 triliun per tahun sepanjang periode 2010-2014, yang memungkinkan rasio pembesaran kreditnya (gearing ratio) sebesar Rp 20 triliun per tahun atau 10 kali.

Kedua, menambah bank penyalur KUR dengan melibatkan tambahan 13 Bank Pembangunan Daerah (BPD). Ketiga, suku bunga KUR mikro (di bawah plafon Rp 5 juta per debitor) diturunkan dari 24 persen menjadi 22 persen.

Keempat, menurunkan suku bunga kredit KUR dengan plafon Rp 5 juta-Rp 500 juta dari 16 persen menjadi 14 persen. Kelima, masa pengembalian kredit diperpanjang dari tiga tahun jadi enam tahun. Keenam, kewajiban sistem informasi debitor ditiadakan untuk KUR skala mikro.

”Dari target Rp 20 triliun itu, sebanyak Rp 14,8 triliun di antaranya akan disalurkan oleh BNI, BRI, BTN, Mandiri, Mandiri Syariah, dan Bukopin. Adapun BPD senilai Rp 3,3 triliun dan sisanya Rp 1,7 triliun oleh bank lainnya,” ungkap Hatta.

Secara terpisah, Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan mengatakan, dengan memudahkan penyaluran KUR pada 2010, peluang bertambahnya kredit bermasalah (NPL) KUR bisa bertambah dari posisi 2009, yakni 5,75 persen.

Direktur Utama Bank BRI Sofyan Basir menegaskan, jangan mempermasalahkan NPL pada KUR karena kredit bermasalah itu terjadi akibat banyaknya pelaku usaha yang baru pertama kali menjalankan bisnisnya. (OIN/FAJ)

Kredit Usaha Rakyat 2010

TAHUN depan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) bakal terpangkas 2%. Ini tentu sebuah kabar gembira, tapi tidak begitu menggembirakan buat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mengapa? Pelaku UMKM masih tetap harus memba.var bunga lebih besar daripada pengusaha besar. Saat ini suku bunga KUR masih bertengger di level 16%, bahkan untuk pinjaman tertentu tanpa angunanmasih berkisar pada level 20% hingga 22%.

Jadi wa jar sa ja bila penumnan suku bunga sebesar2% dinilai belum bisa menggairahkan pelaku UMKM. Padahal kita paham program KUR yang menjadi salah satu program andalan pemerintah seharusnya bisa menjadi katalisator dalam kebuntuan pengembangan UMKM. Niat mulia program KUR adalah memfasilitasi UMKM untuk mendapatkan pendanaan dengan suku bunga yang murah.Tapi kenyataan di lapangan suku bunga yang didapatkan UMKM masih terbilang tinggi.

Persoalan program KUR bukan sekadar tersandung pada suku bunga yang belum bisa menolong para pelaku UMKM, tapi juga terganjal pada masalah penyaluran yang tidak bisa menjangkau sepenuhnya pada pengusaha kecil yang memang membutuhkan dana.

Pemerintah, dalam hal ini Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan, mencoba membuat terobosan dengan melibatkan bank swasta sebagai penyalur KUR. Tahun depan penyaluran dana KUR, yang diprediksi sebesar Rp20 triliun, akan melibatkan lima belas bank.

Semakin banyak bank penyalur KUR tentu akan meningkatkan daya serap kredit tersebut, pada akhirnya semakin banyak pula pelaku UMKM yangbisaterlayani.Faktadilapanganmenunjukkan, barusekitarduajuta pelaku UMKM yang bisa menikmati dana KUR yang diluncurkan sejak 2007. Angka tersebut terlalu kecil mengingat masyarakat yang bergerak di bidang UMKM tercatat 50,70 juta atau tak kurang dari 98,9% dari total pelaku usaha di Indonesia.

Nah, kalau daya serap KUR yang begitu lamban, berarti dibutuhkan waktupuluhan tahun un tuk menyentuh UMKM yangpuluhan juta jumlahnya itu.

KUR sebagai sebuah program yang bertujuan mengangkat pelaku UMKM sangatlah mulia. Pada awalnya peluncuran program tersebut begitu diminati. Terbukti dengan daya serap yang tinggi. Namun, belakangan program tersebut menjadi tidak efektif lagi bagi pelaku UMKM karena suku bunga yang diberikan tidak begitu menarik dan dibebani berbagai persyaratan yang dianggap memberatkan. Hal itu diakui Wakil Ketua Umum Kadin Bidang UMKM dan Koperasi Sandiaga Uno. Buntutnya, pelaku UMKM kembali mencari sumber pendanaan lain.

Karenaitu.kitaharapusahapemermtah melibatkan perbank an swasta untuk menyalurkan dana KUR bisa dibarengi dengan berbagai upaya perbaikan. Sebutlah misalnya bagaimana meminimalkan persyaratan kredit tanpa menanggalkan prinsip kehati-hatian, terutama soal jaminan. Salah satu penyebab rendahnya daya serap KUR belakangan ini karena persyaratan yang tidak bisa dipenuhi oleh pelaku UMKM. Tentu saja ganjalan pokoknya adalah tingkat suku bunga yang tidak kompetitif. Jangan heran kalau pelaku usaha kecil kembali melirik rentenir; biar bunga mencekik, tapi mudah mendapatkan pembiayaan.

Untuk menyikapi keterbatasan program KUR yang tujuan utamanya memfasilitasi pembiayaan UMKM, harus ada lembaga pembiayaan lain yang lebih efektif. Salah satunya adalah memberdayakan segera mungkin fungsi dan peranan lembaga keuangan mikro (LKM) yang selama ini sudah akrab di tengah masyarakat.

Memang harus diakui kelemahan LKM ndak memiliki pengawas, pengendali. Karena peran dan fungsi LKM selama ini tak bisa diabaikan, maka sudah saatnya memiliki payung hukum yang jelas.

Sebenarnya soal payung hukum LKM, dalam bentuk undang-undang (UU) LKM, sudahdigulirkan. Namun rancangan payung hukum tersebut belum sepenuhnya mendapat perhatian serius dari para wakil rakyat yang berkantor di Senayan.

Ingat, jumlah pelaku UMKM hampir 98,9% dari seluruh pelaku usaha yang tersebar di Tanah Air. Dominasi pelaku UMKM itu perlu dipertanya-kan,sebabmenurutversiKamarDagangdan Indus tri Indonesiapersentase pengusaha kecil di sebuah negara idealnya sekitar 80%, selebihnya merupakan pelaku usaha menengah dan besar.

Sumber : Harian Seputar Indonesia

10 Fakta Tentang Paul Si Gurita Peramal

Berkali-kali jitu menebak siapa jadi pememang dalam berbagai pertandingan di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan membuat Paul, sang gurita peramal, mendunia. Namun, tak banyak orang tahu siapa Paul sesungguhnya. Berikut adalah sepuluh fakta tentang gurita berusia dua tahun tersebut seperti dilansir oleh Telegraph.

1. Gurita jantan kelahiran Inggris
Sekalipun sekarang hidup di Akuarium Sea Life Centre, Oberhausen, Jerman, Paul lahir di Weymouth, Inggris dan dipindahkan dari Weymouth Sea Life Park (ke Jerman) pada 2006.

Seorang staf di Weymouth Sea Life Park, Fiona Smith, yang pernah mengurus Paul mengatakan, "Ia tak pernah membuat prediksi apa pun ketika masih di sini. Namun, mungkin ia menunggu turnamen besar seperti Piala Dunia untuk menampilkan kemampuannya itu."

2. Diburu manusia
Seorang juru masak Argentina, Nicolas Bedorrou, begitu marah ketika Paul secara tepat memperkirakan bahwa kesebelasan negaranya akan dikalahkan Jerman di perempat final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Ia bahkan mengancam akan memburu Paul untuk dimasak.

"Kami akan memburunya dan menempatkannya di atas kertas. Kami kemudian akan memukulinya untuk membuat dagingnya lunak dan kemudian memasukkannya dalam air mendidih," kata Bedorrou.

3. Berita besar
Prediksi Paul telah mengundang perhatian banyak orang karena sebuah stasiun televisi Jerman, NTV mulai rajin menyiarkan secara langsung prediksi pertandingan Paul, dengan dua reporter berdiri di sebelah akuariumnya sehingga mereka bisa membuat pemirsa mengetahui bagaimana Paul melakukan prediksinya.

4. Selebritis terbesar di Oberhausen
Paul merupakan hal paling populer di Oberhausen, sebuah kota, yang menurut Wikipedia, seluas 77 kilometer persegi dan berpenduduk 214.000 jiwa. Selama ini, kota itu hanya dikenal karena memiliki pusat perbelanjaan terbesar di Jerman, Centro.

5. Akurasi ramalan yang nyaris sempurna
Paul mulai meramal hasil pertandingan sejak Piala Eropa 2008 Swiss-Austria dan ia meramal enam pertandingan Jerman, dengan empat di antaranya benar. Ia menyebut Jerman akan memenangi semua pertandingan. Faktanya, Jerman kalah dari Kroasia.

Di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, sejauh ini, semua ramalan Paul tentang Jerman benar, termasuk soal mereka akan kalah dari Spanyol di babak semifinal.

6. Bisa membuat Anda kaya
Dengan ramalan seperti itu, Anda bisa mengandalkan ramalan-ramalannya sebelum bertaruh.

7. Hewan cerdas
Gurita adalah hewan cerdas dan terbukti memiliki ingatan kuat. "Gurita biasa seperti Paul sangat cerdas. Kami menyamakan kecerdasan mereka dengan anjing dan mereka menyukai masalah dan suka menyelesaikannya," kata Fiona Smith.

8. Selebriti di Facebook dan Twitter
Paul menjadi salah satu topik pembicaraan paling marak di situs jejaring sosial. Frase "Paul the Octopus" dan "Pulpo" (bahasa Spanyol untuk Gurita) masuk sepuluh besar Twitter dunia.

9. Tanpa rekayasa
Paul memprediksi hasil pertandingan dengan membuka tutup salah satu dari dua wadah makanan di akuariumnya. Staff Oberhausen Sea Life Centre, Tanja Munzig, membantah dugaan bahwa ada sesuatu diletakkan di salah satu wadah. "Tak ada tipuan. Makanan sama dan segalanya di kedua wadah itu sama, kecuali benderanya," kata Munzig.

10. Tak takut ancaman pembunuhan
Menurut pengawasnya, Oliver Walencak, Paul tak takut diancam suporter Argentina yang menyalahkannya atas tersingkirnya Lionel Messi dkk dari Piala Dunia 2010 karena kalah 0-4 dari Jerman

Paul si Gurita


Paul si Gurita (bahasa Inggris: Paul the Octopus) adalah seekor gurita yang tinggal di sebuah akuarium di Sea Life Centres, Oberhausen, Jerman. Gurita ini mulai terkenal karena ia berhasil menebak seluruh pertandingan sepak bola khususnya untuk Timnas Jerman di Piala Dunia FIFA 2010. Sejak Timnas Jerman kalah dari Spanyol, nama Paul semakin dikenal masyarakat dunia karena tebakannya selalu tepat. Namun, Paul pernah salah menebak pada pertandingan Final Euro 2008 antara Spanyol melawan Jerman. Paul memilih Jerman, namun akhirnya Spanyol memenanginya